Mantan pemain AC Milan, Kevin-Prince Boateng menginginkan teknologi Video Assistant Referees (VAR) bisa juga digunakan untuk mengidentifikasi kelakuan fans yang melakukan rasisme terhadap pemain di lapangan.
Lantaran hal itu membuat Boateng frustasi karena tidak adanya kemajuan dalam mengidentifikasi pelaku rasisme yang berada di tribun penonton. Ia pun percaya kalau teknologi tersebut bisa diterapkan dengan mudah.
"Saat ini kami berada di tahun 2017 dan kami masih belum menemukan cara untuk melakukannya," ungkap Boateng seperti dikutip dari Skysports.
"Kami memiliki teknologi garis gawang dan bukti video yang mengatakan (melawan Wolfsburg pada Agustus) bahwa saya berada di luar lapangan dan hukumannya tidak diberikan," papar pemain internasional asal Ghana tersebut.
Ia juga mempertanyakan mengapa sepakbola belum menggunakan teknologi tersebut supaya perilaku rasis bisa dideteksi, sehingga pelakunya bisa diusir dan tidak boleh datang ke stadion.
Boateng sendiri sering mendapat perilaku rasisme dari fans saat masih bermain di klub Italia, AC Milan. Akibat seringnya mendapatkan perilaku tersebut Boateng pindah ke klub Bundesliga, Schalke 04 dan sekarang bermain untuk Eintracht Frankfurt.
Saat ini teknologi VAR sudah digunakan di kompetisi Bundesliga. Bahkan teknologi tersebut dicoba pertama kalinya saat pertandingan Bayern Munchen melawan Borussia Dortmund di Piala Super Jerman, Sabtu (05/08/17).