Kubu Persita Tangerang tampaknya mengambil langkah tegas pasca meninggalnya Banu Rusman. Manajemen Persita pun akan mengambil langkah-langkah untuk perkara ini sesuai penegakan hukum terkait tewasnya suporter mereka dari Laskar Benteng Viola (LBV) Tangerang Selatan ini.
Banu Rusman meregang nyawa saat mendukung Persita bertanding menghadapi PSMS Medan. Banu menjadi korban pasca kerusuhan fans Persita dengan suporter PSMS yang diisi mayoritas oknum TNI.
Saat ini manajemen telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan kejadian ini mendapat penanganan yang sesuai dengan penegakan hukum dan regulasi sepakbola.
Langkah administratif segera dilakukan Persita dengan mengirim surat laporan kronologis insiden kericuhan. Baginya kejadian kemarin mencederai sepakbola yang menjunjung tinggi nilai fair play.
"Laporan sudah kami layangkan kepada PSSI untuk dapat ditindaklanjuti. Kami ingin adanya enforcement yang tegas terhadap regulasi yg ada terhadap oknum-oknum yang menciderai sepakbola," tegas Azwan Karim.
Azwan juga meminta pihak terkait untuk segera melakukan penindakan terhadap para pelaku penyerangan. Pasalnya, Persita tak ingin kejadian serupa tak berulang karena lemahnya penegakan hukum dalam proses serupa.
"Ini peringatan keras terhadap teman-teman suporter Persita, karena kami tidak ingin dukungan positif mereka kepada Persita malah berubah menjadi dukungan negatif oleh oknum suporter yang tidak bertanggung jawab," tutup Azwan.
Selain kasus yang menewaskan Banu, Azwan juga meminta para suporter menjadikan tanggal kejadian sebagai momentum kelam.
"11 Oktober merupakan sejarah buruk bagi kami. Tidak dapat melanjutkan ke babak berikutnya dan yang lebih berat terjadinya insiden yang berujung hilangnya nyawa saudara kami" tambahnya.
Sebagai informasi, termasuk Banu, tahun ini Persita sudah kehilangan tiga suporter akibat kericuhan antar suporter. Pada 25 Maret, Ferdian Fikri (14 tahun) suporter Persita asal Buaran Indah, Kota Tangerang tewas akibat menjadi korban penusukan. Pada 7 Agustus lalu Muhammad Nurfaizi (14 tahun) juga meninggal dunia setelah tertabrak mobil karena menghindari kejaran oknum suporter klub lain di Jalan Tol Jakarta-Merak