Mantan pelatih Persela Lamongan, Heri Kiswanto memiliki kenangan yang tidak terlupakan dengan Choirul Huda. Mendiang kiper berusia 38 tahun tersebut dianggap sebagai pribadi yang rendah hati.
Herkis, biasa Heri disapa, mengaku shock mendengar kabar berpulangnya Huda. Pasalnya, dia masih rutin menjalin komunikasi dengan mantan anak asuhnya itu.
“Tentunya saya tidak menyangka dan juga kaget. Terutama, dengan begitu cepatnya Huda meninggalkan kita. Tapi, saya berbelasungkawa semoga khusnul khotimah,” ucap Herkis saat dihubungi wartawan.
- Paul Pogba Turut Ucapkan Belasungkawa untuk Choirul Huda
- Shalat Ghaib Madura United untuk Choirul Huda
- Sebelum Wafat, Ini 3 Permintaan Terakhir Kiper Legendaris Persela Choirul Huda
- Aji Santoso Rasakan Ada Perbedaan pada Choirul Huda Jelang Kepergiannya
- Ini Niat Choirul Huda yang Belum Sempat Tercapai
Arsitek berusia 62 tahun tersebut menilai Huda sebagai sosok yang patut diteladani oleh pemain muda. Huda adalah contoh nyata kesetiaan pesepakbola kepada satu klub.
“Dia orangnya baik, jadi legenda di Persela. Saya respek dengan beliau. Dia disegani. Saya juga masih sering komunikasi meski sudah tidak kerja sama lagi. Menanyakan sekitar perkembangan,” kata Herkis.
“Dia selalu berbahagia. Juga rendah hati. Tentunya saya berharap ini menjadi kenangan buat saya pernah bekerja sama dengan beliau. Semuanya baik-baik saja semoga beliau ditempatkan di sisi terbaik Allah SWT,” kenangnya.
Huda meninggal setelah mengalami peradangan pada dada, leher serta kepala. Penyebabnya adalah benturan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues dalam partai melawan Semen Padang, Minggu (15/10/17) di Stadion Surajaya, Lamongan.
Tidak lama setelah peristiwa itu, Huda kolaps dan langsung dibawa ke rumah sakit. Di sana, Huda mengembuskan nafas terakhirnya.