Madura United harus menerima akibat dari aksi meneror wasit saat menjamu Pusamania Borneo FC, 13 Oktober lalu. Tim berjulukan Sape Kerrap ini harus menerima ganjarannya dengan menjalani dua laga usiran.
Pada laga yang berakhir imbang 1-1 itu, beberapa ofisial tim MU kedapatan meneror wasit Hasan Akrami. Lantaran tidak puas dengan kinerja wasit asal Iran itu, sejumlah ofisial kemudian melayangkan serangan fisik berupa tendangan serta berusaha memukul dan mengejar perangkat wasit pasca peluit panjang.
"Sanksinya adalah pertandingan (dua kali) home harus digelar di luar Madura," kata Rosid Mardani, salah satu perwakilan MU saat hadir di sidang Komisi Disiplin.
Dan jika merunut pada sanksi serupa, pertandingan usiran harus berjarak minimal 100 kilometer di luar home base tim tersebut. Itu artinya, MU mesti mencari venue pengganti di sekitar Jawa Timur untuk menjamu Bhayangkara FC (23 Oktober) dan Barito Putera (28 Oktober), dalam sepasang laga home terakhir musim ini.
"Sudah kami ajukan dua venue untuk menjalani sanksi ini. Yaitu, Stadion Gelora Delta Sidoarjo dan Stadion Jember Sports Garden (JSG)," Mochamad Alwi menjelaskan.
Dan dari dua opsi tersebut, MU tampaknya lebih melirik JSG sebagai home base dalam laga usiran. Semakin kuatnya sinyal menggunakan markas tim Liga 3, Persid Jember itu tak lain kemungkinan besar untuk merasakan atmosfer baru.
Sedangkan Stadion Gelora Delta, sempat digunakan MU ketika menjalani sanksi serupa saat menjamu Bali United, pada 20 Juni tahun lalu.
"Jember kemungkinan dipilih karena beberapa alasan. Sementara komunikasi dengan pengelola dua stadion yang menjadi opsi, sudah dilakukan," Ketua Panpel Madura United itu menambahkan.