Kamis (27/10/17) sore kemarin, Bhayangkara FC (BFC) telat mengadakan konferensi pers di Ruang Media Center Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Pertemuan awak media yang rutin berlangsung setiap H-1 pertandingan tersebut tertunda belasan menit karena menanti penampakan satu orang, padahal pelatih The Guardian, julukan BFC, Simon McMenemy, sudah sangat siap menjawab berondongan pertanyaan dari para jurnalis yang datang.
Sebelumnya, lawan BFC pada pekan ke-32 Gojek Traveloka Liga 1, Persela Lamongan telah menyudahi acara temu pewarta. Perwakilan kesebelasan Joko Tingkir yang hadir adalah pelatih Aji Santoso dan pemain Agung Pribadi.
Setelah dinanti-nanti, akhirnya seseorang tersebut menampakkan wajah keceriannya. Dia mengaku telat karena terkena macet dalam perjalanan.
Seseorang yang membuat para pewarta rela menunggu adalah sosok yang baru saja menerima kewarganegaraan Indonesia. Dia adalah Ilija Spasojevic. Saat muncul, dia mengucapkan permintaan maaf sambil melempar senyum tipis.
Selepas konferensi pers selesai, pewarta langsung menggerubungi Spaso. Tujuannya hanya satu, meminta pemain berusia 30 tahun tersebut berkomentar setelah proses naturalisasinya selesai.
“Wajah saya mungkin mirip bule, tapi jiwa tetap 100% Indonesia,” buka Spaso tegas namun ramah.
Spaso kemudian menceritakan dasar alasannya ingin menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Ternyata, kelezatan nasi goreng juga menjadi pertimbangannya.
“Sebenarnya step by step. Awal-awal saya merasa nyaman di sini, karena orangnya ramah, berbeda dengan Eropa Timur, terlalu serius. Itu yang buat saya nyaman di sini. Step berikutnya bertemu istri Indonesia, berikutnya anak saya lahir di sini. Saya sudah 100% merasa seperti orang Indonesia,” kata pemain kelahiran Montenegro tersebut.
“Makanan favorit saya di Indonesia adalah nasi goreng spesial,” pungkas mantan pemain Persib Bandung itu.