LIGA 1

Persib Merasa Dirugikan Wasit, Perlukah Liga Indonesia Gunakan Teknologi Garis Gawang?

Sabtu, 4 November 2017 06:18 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© fifa.com
Teknologi garis gawang Copyright: © fifa.com
Teknologi garis gawang

Kesebelasan Persib Bandung dibuat jengkel setelah menerima pil pahit dari tim Persija Jakarta pada laga lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 pekan ke-33 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (03/11/17). 

Hal yang menjengkelkan kubu Persib itu diketahui berasal dari tidak disahkannya aksi sundulan kepala dari pemain Maung Bandung, Ezechiel N'Douassel menjadi sebuah gol oleh wasit Shaun Evans.

Bola hasil sundulan N'Douassel dianggap wasit belum melewati garis gawang ketika berhasil dihalau kiper Persija, Andritany Ardhiyasa. Namun, dari tayangan ulang, terlihat bola sudah melewati garis gawang, bahkan telah menyentuh jala gawang. 

Menanggapi hal tersebut, haruskah PSSI menggunakan teknologi garis gawang agar kejadian serupa tidak terulang di Liga Indonesia ke depannya?

Teknologi garis gawang terbukti sukses digunakan di beberapa kompetisi Eropa, seperti Liga Primer Inggris yang telah menggunakan teknologi garis gawang sejak tahun 2013-2014. 

© FIFA.com
Teknologi Garis Gawang Copyright: FIFA.comTeknologi garis gawang.

Selain itu, Bundesliga, Serie A, dan Ligue 1 juga mulai mengandalkan sistem ini untuk yang kali pertama pada tahun 2015 lalu, dan tergolong berhasil.

Turnamen bergengsi antarklub Eropa, yakni Liga Champions dan Liga Europa, juga turut mengandalkan teknologi tersebut.  Namun, untuk dapat menggunakan teknologi tersebut, dinilai membutuhkan biaya yang besar.

Dilansir INDOSPORT dari berbagai sumber, sebuah perusahaan pengadaan teknologi garis gawang asal Jerman, GoalControl, memasang harga yang tergolong tinggi.

Untuk kontrak tiga tahun, biaya pemasangan teknologi tersebut mencapai 420 ribu poundsterling (Rp8 miliar) untuk satu stadion.

© FIFA.com
Teknologi Garis Gawang Copyright: FIFA.comIlustrasi teknologi garis gawang.

Sebagai tambahan informasi, teknologi garis gawang sudah dipakai pertama kali oleh FIFA pada Piala Konfederasi 2013. Tujuannya untuk meminimalkan keputusan wasit terkait insiden gol kontroversial.

Insiden seperti itu pernah terjadi pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Kala itu, dalam tayangan ulang, bola hasil tendangan gelandang Inggris Frank Lampard sudah melewati garis gawang Jerman.

Akan tetapi, karena keterbatasan pandangan wasit, tembakan dari Lampard itu tidak disahkan. Mulai sejak itulah, teknologi garis gawang mulai dipertimbangkan.

Kita tunggu saja respons PSSI menanggapi apa yang telah terjadi pada bigmatch sore tadi antara Persija Jakarta yang berhadapan dengan Persib Bandung, demi kemajuan sepak bola Indonesia.

3.5K