Laga big match saat Persija Jakarta menjamu Persib Bandung di Stadion Manahan, Solo, pada Jumat (03/11/17) lalu tampaknya masih ramai dibahas oleh para pencinta sepakbola. Hal tersebut tak lepas dari berbagai kemungkinan yang akan menimpa Maung Bandung.
Seperti yang kita ketahui, klub kebanggaan Kota Bandung itu dihadapkan dengan berbagai hukuman, seperti degradasi ke Liga 2 atau atau denda uang dalam jumlah yang besar pasca dianggap melakukan Walk Out ketika laga menyisakan beberapa menit sebelum usai.
- Pasca Bertengkar dengan Lilipaly, Begini Tanggapan Comvalius
- Kampanyekan Nasib Wanita, Bengawan Cup III Mendapat Dukungan Menteri PPPA
- Pemain Bali United Ini Jadi Korban Amukan Suporter PSM Makassar
- Suasana Tak Kondusif, Skuat Bali United Dievakuasi dengan Rantis
- Suporter Berulah, PSM Makassar Siap Dijatuhi Sanksi Denda?
Selain itu, gunjingan netizen lainnya adalah aksi sweeping yang dilakukan oleh para The Jakmania, julukan suporter setia Persija Jakarta, pada laga berlangsung. Hal tersebut ramai diperbincangkan dan memakan ‘korban’.
Adalah Wendi Satria Santosa, penonton asal Banjarejo, Madiun yang menjadi salah satu korban salah sangka para The Jakmania. Nama dan domisili sang korban diketahui secara langsung oleh sang kakak, Andre Dhias, yang berkomentar di akun @bobotohpeduli.
Ketika dihubungi secara langsung oleh INDOSPORT perihal kondisi terkini Wendi, Dhias mengaku tidak mengetahui kondisi adiknya saat ini lantaran dirinya sedang berada di luar kota. Namun, ia meyakini bahwa adiknya merupakan korban salah sasaran dan mengalami banyak memar di kepalanya.
Sebelumnya Ketua Umum Jakmania, Tauhid Indrasjarief, telah meminta maaf atas aksi sweeping di Tribun Utara tersebut. Pria yang karib dipanggil Bung Ferry tersebut menyesalkan kedian seperti itu terulang kembali.
"Saya harus minta maaf kepada yang bersangkutan. Semoga ini menjadi pelajaran, karena dalam pertandingan dengan rivalitas tinggi harusnya jangan menggunakan atribut milik lawan,” kata Bung Ferry, julukan akrabnya.
“Saya harus minta maaf kepada Pasoepati dan masyarakat Solo, karena ada korban dari mereka. Tetapi dibandingkan tahun lalu, tahun ini sudah banyak yang berkurang," jelasnya menambahkan.