Madura United kembali dihadapkan pada situasi pelik dalam menjalani laga kandang terakhirnya musim ini. Menjamu Bhayangkara FC, tim berjulukan Sapeh Kerrap itu masih harus bertanding tanpa kehadiran penonton, buntut sanksi dari Komdis PSSI.
Lebih pelik lagi, laga itu penentuan terkait peluang juara kedua tim. Kemenangan, tentu saja bakal menjadi suntikan motivasi bagi skuat MU lantaran memiliki poin yang sama.
- Raih Juara Pasca Kandaskan Persib, Persipura Sindir Timnas U-19
- Saksikan Maung Muda Beraksi, Satu Bobotoh Jatuh Pingsan
- Disuruh Pensiun oleh Fans Musuh, Begini Jawaban Vujovic
- Dibayangi Degradasi, Pelatih Semen Padang Enggan Pikirkan Hasil Persib vs Perseru
- Kenang Persib Juara ISL 2014, Jupe Masih Merinding
Saat ini MU masih tertinggal tiga angka dari perolehan Bhayangkara FC (63 poin). Sehingga peluang MU merengkuh juara pun masih terbuka jika mampu memenangi dua laga terakhir, menghadapi PSM di Makassar (12 November) setelah menjamu Bhayangkara FC, besok malam.
"Pastinya, semua pemain sudah termotivasi untuk bisa menciptakan sejarah besar dengan membawa Madura United juara musim ini," kata playmaker andalan MU, Slamet Nur Cahyono.
Meski demikian, Slamet enggan menyalahkan situasi sulit ini. Kendati tanpa sorakan dan nyanyian pemain ke-12 di tribun, skuat MU tetap percaya diri bisa mengatasi tekanan psikologis kala meladeni Bhayangkara FC.
Kesulitan itu pun sudah dibuktikan anak asuh Gomes De Oliviera, kala menumbangkan perlawanan Barito Putera dengan skor 3-1, Minggu lalu.
"Ya memang tidak ada penonton. Tapi, kita percaya mereka tetap memberi support besar kepada kami, meski hanya dari luar stadion," beber nya.
Seperti diketahui, Madura United mesti melakoni dua laga kandang terakhir musim ini tanpa kehadiran penonton. Hal itu merujuk pada sanksi Komdis PSSI, yang kemudian direvisi oleh Komisi Banding, terkait insiden kekerasan kepada wasit pasca ditahan imbang 1-1 oleh Pusamania Borneo FC di Pamekasan, 13 Oktober silam.