Sejak itu, namanya selalu muncul di berbagai media. Banyak yang menyukai namun tak sedikit juga yang membenci pria kelahiran Batang Kapas 1963 silam ini. Ia dikenal pandai menemukan bibit pemain hebat. Nama-nama seperti Evan Dimas, Maldini Pali, Egy Maulana erat dikatikan dengan dirinya.
Tak selalu mujur. Mungkin tiga kata itu cocok untuk menjelaskan sepakterjang Timnas U-19 Indonesia akhir-akhir ini yang relatif mengecewakan. Mereka berlaga di Korea Selatan dan menjajal beberapa laga persahabatan Egy dkk selalu menyita perhatian publik, yang mungkin haus akan prestasi di pentas Internasional. Karenanya, tak ayal jika tingginya ekspektasi publik terhadap Indra Sjafri dan timnya menjadikan mereka acap dikritik sekaligus dipuji.
"Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan. Maka jangan risaukan omongan orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda." tulis Indra Sjafri di akun Instagram-nya beberapa waktu lalu.
Indra Safri merupakan mantan pemain PSP Padang yang juga pernah menukangi klub asal Sumatera Barat tersebut. Sebelum mentereng seperti sekarang, Si Mata Elang ini pun pernah membawa timnas junior merengkuh juara di turnamen tingkat Asia. Di antaranya HKFA U-17 dan HKFA U-19 di Hongkong silam. Kemudian sebelum menjadi pelatih timnas junior, Indra juga pernah menjabat sebagai instruktur dan pemandu bakat di PSSI sejak Mei 2009.
Kiprah Indra Sjafri di persepakbolaan tanah air tak bisa dianggap remeh, bagi beberapa orang Ia adalah sosok penting dibalik kebangkitan Tim Nasional di pentas Internasional. Seperti diketahui, sebelum 2013 prestasi Tim Nasional Indonesia di berbagai level terkesan melempem. Di bawah bayang-bayang Thailand dan Malaysia.
Namun berkat tangan dingin Indra, nama Indonesia kembali moncer. Tak heran jika Evan Dimas, Hansamu Yama, Ilham Udin Armayn, dkk mendadak tenar kala itu dan Timnas U-19 berhasil menciptakan segmen pendukung tersendiri, di luar Timnas Senior. Sayangnya, bersamaan dengan bangkitnya atmosfer itu terjadi kisruh di tubuh PSSI yang berujung pada pembekuan persebakbolaan Indonesia oleh FIFA.
Jadi jika benar Indra Sjafri sudah tidak dipercaya lagi menukangi Timnas U-19 jelang Piala AFC 2018 nanti, maka hampir dipastikan mantan pegawai Pos Indonesia itu tetap akan menjadi incaran para klub untuk mendapatkan jasanya sebagai pelatih. Meski demikian, Indra Sjafri sendiri mengaku belum mengetahui kabar tersebut.
"Saya belum tahu dan belum pernah dipanggil (PSSI-red)", kata dia ketika dihubungi redaksi INDOSPORT via pesan singkat.