Pelatih kepala Persib Bandung, Emral Abus, segera mengakhiri perjalanannya bersama Maung Bandung. Emral yang ditarik menggantikan Djajang Nurjaman pada putaran kedua memang hanya dikontrak hingga Liga 1 musim ini berakhir.
Dari segi prestasi, Emral memang tak bisa memberikan peningkatan yang signifikan. Persib pun tak mampu dibawanya ke papan atas, bahkan sekadar masuk 10 Besar klasemen pun tidak bisa terwujud.
Meski demikian, Emral mengaku bangga bisa dipercaya menjadi pelatih kepala di klub sebesar Persib. Terlebih, sejatinya dia adalah seorang akademisi. Seorang pendidik yang memang fokus dalam bidang sepakbola. Buktinya, saat ini Emral sudah mengantongi gelar doktor (S3).
"Enggak semua dosen atau doktor bisa jadi pelatih, tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri buat saya. Biasanya mereka jadi pelatih fisik, sedangkan saya dipercaya sebagai pelatih kepala," ungkap Emral seperti dikutip Vikingpersib.co.id.
Emral memang dikenal sebagai instruktur pelatih dan telah mengantongi lisensi A AFC. Sejumlah pelatih ternama Indonesia saat ini pernah merasakan polesannya. Pekerjaan sehari-hari Emral pun lebih banyak dilakukan di Sawangan, yang merupakan diklat pelatih nasional.
Kesibukannya sebagai instrukstur sekaligus pelatih Persib membuat Emral harus menunda kesempatan meraih gelar yang lebih tinggi. Pelatih asal Sumatera Barat ini memang tengah mengincar gelar profesor dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Saat ini dia tengah berusaha merampungkan jurnal internasional yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar profesor.
"Saya sudah S3, saya mendapatkan gelar doktor dari UNJ pada 2013. Rektor UNJ sudah memarahi saya karena terlalu lama menyelesaikan jurnal internasional agar bisa segera dapat gelar profesor. Fokus saya di jurusan sepakbola," imbuh Emral.
Meski sudah bergelar doktor dan melahirkan banyak pelatih, Emral minim pengalaman soal menangani tim sepakbola profesional. Karena itu, kini dia akan fokus mengejar gelar profesor dan melanjutkan tugas melahirkan banyak pelatih berkualitas di Indonesia.