Lika-liku kontroversi Qatar yang dipercaya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 memang terus bergulir hingga saat ini. Negara padang pasir yang kaya berkat minyak itu sempat diterpa isu suap kepada FIFA demi memuluskan langkah mereka sebagai tuan rumah.
Tak sampai di situ, Qatar kini juga tengah menghadapi masalah, lima tahun jelang mereka menjadi tuan rumah ajang pesta sepakbola dunia tersebut. Qatar kini tengah dikucilkan oleh negara-negara tetangganya sendiri di kawasan Teluk Arab.
Rasa pesimistis Qatar mampu mulus menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 pun muncul dari berbagai kalangan. Meski begitu, negara yang beribu kota di Doha itu tetap optimistis dan terus melakukan persiapan maksimal bahkan gila-gilaan demi harga diri mereka sebagai tuan rumah Piala Dunia.
“Saya yakinkan jika kami terus melakukan kampanye sebagai tuan rumah Piala Dunia, semua tuan rumah ajang tersebut pernah menerima kritikan dan mereka juga menderita,” ujar Sekjen Panitia Pelaksana Piala Dunia Qatar, Hassan Al Thawadi, dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press.
Selain isu suap dan blokade negara Arab, Qatar juga harus menghadapi tuduhan keji lainnya jelang menggelar hajatan empat tahunan tersebut. Di tengah pembangunan stadion megah dengan investasi triliunan, pihak pengawasan buruh negara itu menuduh terjadi perbudakan terselubung di balik gegap gempita persiapan jelang Piala Dunia 2022.
“Piala Dunia adalah katalisator dan mesin untuk mempercepat reformasi, dan untuk siapa pun yang ingin membawa Piala Dunia ini ke dalam perdebatan politik, itu adalah tindakan yang mereka lakukan secara sepihak,” bantah Thawadi.
Meski menjadi salah satu tuan rumah yang cukup kontroversial dalam sejarah Piala Dunia, namun tampaknya Qatar tak mempedulikan semuanya. Persiapan terus berlanjut dan mereka terus meyakinkan dunia jika Piala Dunia memang sudah saatnya digelar di negara mereka.