Penyerang Madura United (MU), Peter Odemwingie, dikabarkan ingin mengakhiri kontrak bersama klub Laskar Sapeh Kerrab. Hal tersebut diketahui melalui pernyataan Presiden klub, Achsanul Qosasi.
AQ, sapaan akrab Achsanul Qosasi menuturkan mantan pemain Stoke City ini sudah kapok bermain di Indonesia terutama selepas pertandingan melawan Bhayangkara FC.
Sejatinya, Odemwingie dan pihak manajemen Madura United telah sepakat untuk memperpanjang kontraknya, dengan memberikan uang muka (DP).
Nilainya disebut-sebut mencapai Rp10 miliar per musim kompetisi, naik dari musim lalu. Namun, uang DP tersebut ia kembalikan karena enggan bermain dengan kondisi kompetisi yang amburadul.
"Dia kecewa dengan kondisi sepakbola Indonesia dan memutuskan meninggalkan Liga 1 karena dinilai sangat berisiko terhadap kariernya di lapangan hijau,” kata Achsanul.
Menanggapi pernyataan Achsanul tersebut, Peter Odemwingie membantah telah memberikan pernyataan untuk mengakhiri kontrak bersama klub yang berbasis di Pulau Garam itu. Pemain 36 tahun itu memberikan sanggahan melalui Twitter pribadinya, @OdemwingieP.
Mr @AchsanulQosasi can you please not quote me in the press ? Especially things I never said. Thank you 🙏🏽 pic.twitter.com/4OttCWwF5T
— Peter Odemwingie (@OdemwingieP) November 13, 2017
"Mr Achsanul, bisakah anda tak pakai pernyataan saya untuk media? Saya tak pernah bicara seperti itu, terima kasih," kicau Odemwingie.
Tak lama berselang, Odemwingie mengungkapkan bahwa ada penghapusan klausul yang menulis dirinya tidak boleh bermain di klub indonesia manapun.
Just to clarify few things. ⚽️🇮🇩 pic.twitter.com/pzLIwPOp3R
— Peter Odemwingie (@OdemwingieP) November 13, 2017
"Klub seharusnya tidak menggunakan nama saya untuk komplain pada operator liga karena kami tidak juara," kata Peter.
"Memang ada keputusan tidak cermat dari wasit (seperti yang terjadi di mana saja), kami hanya bisa komplain tentang korupsi sampai ini benar-benar terbukti."
"Saya bisa mengonfirmasi apa yang telah HS (Haruna Soemitro, manajer Madura United) bilang tentang saya bahwa klub mengincar persetujuan untuk pemutusan kontrak. Ini bukan hal yang tepat bahwa presiden klub dan HS memberikan detail tentang kontrak. Maka, saya akan memberikan detailnya agar adil."
"Mereka menginginkan klausul supaya saya tidak bisa bergabung dengan tim lain di Indonesia. Kami coba mengondisikan hal ini dan seperti yang HS bilang berharap menemukan win-win solution. Saya harap saya tidak perlu menggunakan medium ini (Twitter) untuk mengklarifikasi sesuatu lagi," tandas Odemwingie.