Kepastian terdegradasinya Semen Padang musim ini, menimbulkan kekecewaan dari semua suporter dan pendukung Semen Padang. Kinerja manajemen dalam membangun tim jadi yang paling disoroti seluruh pecinta sepak bola Sumbar.
Ungkapan kekecewaan terutama ditujukan kepada manajemen tim yang dinilai tidak layak untuk mengurusi tim sebesar Semen Padang, sehingga harus turun ke kasta kedua kompetisi sepakbola tanah air musim depan. Karena itu usai laga para pendukung mendengungkan chant kekecewaan terhadap manajemen.
“Manajemen harok bali pemain murah. Main la tu di Liga 2. (Manajemen mengharapkan membeli pemain murah. Main saja di Liga 2),” teriakan beberapa suporter yang memadati tribun barat Stadion H Agus Salim.
Terkait adanya desakan dan tuntutan dari suporter tersebut, CEO PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Iskandar Z Lubis, menegaskan ia dan jajaran manajemen siap untuk di evaluasi oleh pemegang saham. "Kami tidak akan lepas tangan dan siap untuk dievaluasi oleh pemegang saham, apapun hasilnya akan kami pertanggung jawabkan," sambungya.
Sementara itu, terkait nasib para pemain Semen Padang FC, menurutnya sudah ada kontrak yang mengaturnya. Pemain ada yang dikontrak hingga Februari dan ada yang berakhir di bulan November ini, sehingga semuanya akan berpedoman pada kontrak yang ada saat ini.
"Saat ini Manajemen dan Pelatih sedang mendiskusikan kelanjutan kontrak para pemain, dan persiapan menghadapi kompestisi musim depan, karena belum ada kepastian dari PSSI terkait Liga jadi kita masih menunggu," tutur CEO PT KSSP ini.
Laga terakhir Liga 1 yang berlangsung di Padang ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, Tim Semen Padang FC berhasil meraih kemenangan 2-0 atas tamunya PS TNI, namun disisi lain harus masuk dalam 3 tim terbawah Liga 1, setelah di tempat lain Perseru Serui menang 2-0 atas tuan rumah Persib Bandung.
"Harapan dan peluang bertahan di Liga 1 itu tentunya masih ada, untuk itu kita berharap doa dan dukungannya Ranah Minang, karena kami akan melakukan komunikasi dengan pihak LIB dan PSSI," sebutnya.