Kematian memang rencana Tuhan, tapi tak bisa dipungkiri ada campur tangan manusia di dalamnya. Kadang, manusia tak bisa menahan nafsunya, tak bisa menahan insting buasnya untuk menghabisi nyawa sesamanya.
Dalam sepakbola, kematian tentu menjadi momok menakutkan dan hantu yang kapanpun dapat merenggut siapa saja. Orang baik dan orang jahat bisa saja jadi sasaran maut.
Sepakbola harusnya menjadi olahraga yang menyatukan manusia, menjadi bahasa universal yang membahagiakan semua saja. Namun, ironisnya adalah dalam sepakbola masih saja kita jumpai kekerasan yang tak jarang berujung maut.
Harusnya kematian di tribun tak perlu terjadi, jika semua pendukung memiliki kesadaran bahwa kita semua adalah satu. Bersaudara dalam keyakinan yang sama yakni sepakbola adalah bahasa persatuan universal.
Selain itu juga adanya langkah-langkah antisipatif dari pihak penyelenggara, terutama pemerintah, yang sigap melakukan pencegahan agar tidak ada kekerasan sedikitpun atas nama apapun di stadion. Ini jadi pekerjaan rumah kita bersama, tapi juga jadi tanggung jawab moral kita untuk mencegah jatuhnya korban atas nama sepakbola.
Berikut ini INDOSPORT hadirkan di hadapan para pembaca, korban jiwa akibat hilangnya rasa kemanusiaan para suporter, dengan maksud agar hal serupa tak terulang kembali.