PSSI memberi sinyal kuat bakal melakukan perombakan di Timnas U-19. Salah satunya adalah dengan mengganti posisi Indra Sjafri sebagai pelatih.
Hal ini disampaikan langsung oleh Edy Rahmayadi seusai laga uji coba Timnas U-22 melawan Suriah U-23, Kamis (16/11/17) malam. Ketua Umum (Ketum) PSSI ini menyebut bahwa nasib Indra Sjafri sudah di titik nadir.
"Nasibnya (Indra Sjafri) sudah tidak di ujung tanduk lagi tapi di ujung kaki," ucap Edy di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.
Pernyataan ini sontak saja mendapat tanggapan beragam dari publik sepakbola nasional. Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) misalnya yang menolak sependapat dengan PSSI.
Ignatius Indro selaku Ketum PSTI menyebut bahwa langkah mengganti Indra Sjafri bukan solusi. Pasalnya, prestasi sepakbola usia muda bukan bergantung kepada pelatih saja.
"Kalau menurut kami yang harus diubah sistem. Percuma kalau ganti-ganti pelatih tapi sistemnya gak dibangun dengan benar," ujar Indro saat dihubungi INDOSPORT.
Indro menyebut bahwa wadah kompetisi usia muda harus lebih diperhatikan. Kompetisi berjenjang inilah yang kemudian nanti menjadi harapan bagi prestasi Timnas Indonesia di kemudian hari.
"Harus ada kompetisi tingkat umur yang berkualitas. Dari situ bisa dibangun sistem perekrutan yang memadai," tambahnya.
Polemik pergantian Indra Sjafri memang sudah menyeruak usai hasil minor di Kualifikasi Piala AFC U-19 di Korea Selatan. Hal ini menjadi ukuran berikutnya setelah pelatih asal Sumatera Barat tersebut gagal memenuhi target PSSI untuk menjadi juara di Piala AFF U-19 lalu.