Mulai klub-klub di kompetisi Liga 3 hingga tim Liga 1 banyak yang masih menggunakan jasa dukun untuk membantu performa tim mereka di lapangan. Memang praktek perdukunan ini tidak jelas terlihat mata, namun dari penelusuran yang dilakukan oleh INDOSPORT di sejumlah klub terbukti masih menggunakan jasa tersebut.
Digunakannya jasa dukun tersebut tidak terlepas dari keinginan manajemen agar timnya bisa menang di setiap pertandingan yang ada. Ada juga praktek dukun dilakukan untuk mendatangkan jumlah penonton yang banyak di setiap pertandingan kandang. Hal itu akan berpengaruh pada pemasukan tim.
Namun jika dinilai dengan akal sehat praktek dukun tidak sepenuhnya bisa dipercaya bisa mengatasi semua masalah tersebut. Tidak ada hitungan yang pasti dan juga jaminan yang jelas dengan penggunaan praktek dukun semua bakal berjalan lancar sesuai yang diinginkan.
Nyatanya banyak tim yang menggunakan dukun, namun mereka justru terseok-seok di setiap pertandingan. Ada juga tim yang sepi penonton mesti dukun sudah sibuk melakukan ritual sejak H-1 pertandingan.
Dengan seperti itu harusnya pemilik tim dan juga manajemen berpikir ulang menggunakan jasa dukun. Selain bisa menimbulkan pemborosan hal tersebut juga tidak menimbulkan manfaat yang baik dan kasat mata.
Menurut beberapa sumber, di Indonesia ada beberapa kota yang terkenal dengan kemampuan perdukunannya. Ada Papua, Kalimantan dan juga Bali. Sedangkan di Pulau Jawa ada Solo, Yogyakarta, dan Banyuwangi.
Tidak terlalu sulit untuk mencari dukun atau guru spiritual di tempat tersebut. Namun Jangan tanya apakah manjur atau tidak, yang jelas tidak ada yang bisa menjawab secara pasti.
Sebagai contoh saja di Pulau Jawa, ada daerah Banyuwangi sangat terkenal dengan praktek dukun yang sangat manjur. Banyak orang yang datang ke sana untuk meminta bantuan guru spiritual di setiap kegiatan. Namun kenyataannya tim sepakbola asal Banyuwangi yakni Persewangi tidak mampu meraih prestasi di kancah persepakbolaan nasional.
Tim tersebut harus terdegradasi ke Liga 3 musim depan lantaran tidak bisa bersaing dalam kompetisi Liga 2. Jadi sebenarnya bisa ditarik kesimpulan bahwa praktek dukun tidak manjur dan nyatanya tidak bisa menunjukkan prestasi.
Beberapa waktu lalu, salah seorang pengurus Persewangi Banyuwangi pernah berbincang dengan INDOSPORT mengenai masalah tersebut. Pria yang enggan disebutkan namanya itu pernah berkelakar jika dukun Banyuwangi itu manjur maka Persewangi sudah juara Liga 1.
"Kalau mendengar Banyuwangi pasti langsung teringat dukunnya kuat, tapi kalau kuat beneran harusnya bisa juara Liga 1, bukan malah degradasi (ke Liga 3)," ucapnya sambil tertawa.