PSPS Riau gagal lolos ke babak semifinal. Hal ini dipastikan setelah mereka bermain imbang 1-1 dengan PSIS Semarang dalam pertandingan pamungkas babak 8 Besar Liga 2 Grup Y di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Selasa (21/11/17) malam.
Seusai pertandingan, kubu PSPS mengkritik kinerja wasit. Mereka merasa tidak puas dengan kepemimpinan wasit, karena dinilai banyak merugikan tim berjuluk berjuluk Askar Bertuah. Salah satunya tidak menganggap pelanggaran saat pemain PSIS menjegal pilar PSPS di kotak penalti.
Asisten manajer PSPS, Alsitra mempertanyakan kinerja wasit tersebut. Bahkan ia juga heran saat pengadil memberhentikan pertandingan, padahal waktu masih tersisa.
"Saya sebagai manajer, bertanggung jawab atas kekalahan ini. Tapi perlu diingat, waktu belum habis kenapa wasit lari keluar dan meniupkan peluit panjang. Di kotak ada pelanggaran, dia lari keluar. Coba dipikir ada apa?" ucapnya
Alsitra menambahkan, dari pengalamannya menjadi pengurus tim, masalah yang sering didapat olehnya adalah wasit. Sehingga ia meminta federasi tertinggi sepak bola Indonesia (PSSI) untuk membenahi kinerja pengadil di lapangan.
"Saya pegang tim dari tahun 1990, penyakit wasit ini saja terus. Dari dulu kalau menang kami diminta uang, padahal kami tidak pernah ada janji uang, itu semua wasit di Indonesia saya alami sendiri," jelasnya.
PSPS menurutnya akan segera mengajukan surat protes kepada PSSI. Jika tidak ditanggapi maka pihaknya berencana akan membawa timnya untuk pindah ke liga yang digelar oleh negeri tetangga.
"Ini pertandingan belum habis, kami tidak akui kami kalah kau ini tidak digubris PSSI. Posisi kami di Riau dekat dengan Malaysia dan Singapura, kami akan pindah ke Liga Singapura, enggak mau main di Indonesia," tegasnya.