Akmal Marhali menyoroti penghentian kontrak Indra Sjafri sebagai pelatih Timnas U-19. Pengamat sepakbola dari Save Our Soccer ini sebenarnya menyatakan bahwa pergantian bahwa pergantian pelatih dalam sepakbola adalah hal biasa.
Namun, cara yang digunakan oleh PSSI dianggap Akmal terlalu bias. Pasalnya, Ratu Tisha selaku Sekjen PSSI, yang menjadi juru bicara dalam konferensi pers, dianggap tak menyebut alasan kuat soal alasan pencopotan.
"Bahasa Sekjen terlalu filosofis, susah dipahami. Perlu diperjelas dulu apakah pencopotan Indra Sjafri karena dinilai gagal atau ada nonteknis lain yang memengaruhi pengambilan keputusan," tukas Akmal saat dihubungi INDOSPORT.
Tisha sendiri menyebut bahwa penonaktifan Indra sebagai pelatih Timnas U-19 dilakukan karena PSSI menempuh 2 langkah baru. Hal ini sebagai salah satu hasil evaluasi atas kinerja pembesut Egy Maulana Vikri dan kolega ini semasa aktif.
"PSSI memilih dua langkah. Langkah yang pertama adalah tidak menugaskan Indra Sjafri untuk tidak melatih timnas U-19."
"Dan yang kedua mengganti coach Indra bersama tim kepelatihan di bawah komando coach Danurwindo (Direktur Teknik PSSI) untuk mempersiapkan tim ke depannya untuk 2024 (Olimpiade)," ungkap Tisha.
Akmal menyatakan bahwa PSSI harusnya bisa tegas soal pemberhentian ini. Pasalnya, langkah PSSI tersebut dinilai hanya untuk menyelamatkan wajah organisasi induk sepakbola Indonesia saja.
"Cuma diputar-putar bahasanya agar tak ada opini negatif ke PSSI dari pecinta bola," lanjut Akmal.
Indra Sjafri sendiri menyatakan bahwa dirinya mendapat mandat baru dari PSSI. Selepas tidak menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra memang memiliki tugas baru sebagai expert talent scouting.