Beberapa waktu lalu Presiden Madura United, Achsanul Qosasi memberikan dukungan kepada Persebaya Surabaya agar secepatnya bisa lolos ke Liga 1 musim depan.
Kali ini dirinya menginginkan adanya perombakan di dalam anggota Komisi Disiplin PSSI. Hal itu dilayangkan lewat media sosial Twitter pribadi sang presiden.
Dalam kicauannya, Qosasi menginginkan kalau hukuman yang diberika Komdis itu bersifat mendidik dan jangan semua direfleksikan dengan rupiah serta bukan untuk membunuh citra klub.
Utk musim depan, PSSI wajib mengganti semua anggota Komdis.
— Achsanul Qosasi (@AchsanulQosasi) November 23, 2017
Hukuman itu sifatnya mendidik, bukan membunuh, jangan semua direfelksikan dg Rupiah..
Harus memiliki aturan yg jelas, shg hukuman tdk berbeda thd pelanggaran yg sama.
"Harus memiliki aturan yang jelas, sehingga hukuman tidak berbeda terhadap pelanggaran yang sama," sambung akun @AchsanulQosasi.
Dari kicauan tersebut, para pengikut Qosasi memberikan sejumlah argumen yang sangat beragam. Bahkan tidak sedikit yang setuju dengan apa yang diargumenkan oleh pria asal Sumenep itu.
Gimana mau dilihat bagus lagi PSSI dan tim. Pelatih aja di pecat dengan diganti in posisi, ketua umum malah nyalonin gubernur . Gak sekalian ketua umum keluar?? Dipikir bentuk tim bola kayak buat mie instan. 😑😑😑😑
— Amanda Sarah (@Difamanda) November 23, 2017
Sangat khawatir di musim berikutnya lebih banyak klub mundur dengan anggapan hanya akan didenda 200jt tanpa degradasi. Mereka akan ungkit ini jika terdegradasi. Belajarlah @pssi__fai
— Hitam Jakarta (@HitamJakarta) November 23, 2017
Setuju banget,, malah menurut kami,, bukan hanya anggota komdis,, tp semua pengurus pssi orde lama,,dan ganti yg batu, yg bener2 tau sepak bola
— Elang 1927 (@Ryant1922) November 23, 2017
Gimana mau maju sepak bola indonesia. Yg ga ngerti bola malah d pilih jadi ketum PSSI. Mau jadi apa sepak bola indonesia.??? Bnyak legenda sepak bola indonesia yg pernah mengharumkan nama indonesia d kanca internasional. Kenapa bukan mereka yg di PILIH.
— Wilhelmus (@Wilhelm50214112) November 24, 2017
Dan sepertinya tidak ada efek jera! Untuk pelatih, oficial yg melanggar ya harus ditindak tegas, tdk boleh berkecimpung sepakbola indonesia khususnya, mungkin untuk pemain juga, jng kasih ampun hukumnya, biar jd efek jera. Apalagi pelatih,oficial dan pemain yg sudah senior! 🙏
— Ndas Bentet (@AwaydaysEducat1) November 23, 2017
Pasalnya belum lama ini Komdis PSSI hanya menjatuhkan hukuman kekalahan Persib Bandung 0-3 dari Persija Jakarta (semula kalah 0-1). Komdis tidak memberikan hukuman berupa degradasi kepada Maung Bandung yang telah jelas-jelas melakukan aksi tidak suportif.
Jika diingat kembali, pada laga yang berlangsung di Manahan Solo itu, Persib Bandung dinyatakan walk out oleh wasit Shaun Evans yang memimpin jalannya pertandingan tersebut.
Dari hasil sidang Komdis pada 7 November lalu yang bernomor 2017 123/L1/SK/KD-PSSI/XI/2017, Persib divonis menolak melanjutkan pertandingan. Selain itu, Pangeran Biru juga dijatuhkan denda uang sebesar Rp200 juta.
"Mengenai sanksi mogok itu kan awalnya Komdis sudah menjatuhi berupa hukuman kepada manajer Persib karena dianggap mengajak pemain untuk menghentikan pertandingan dan hukuman kepada salah satu pemainnya juga yang terkena kartu merah itu (Vladimir Vujovic)," ujar Chief Operating Officer (COO) Tigorshalom Boboy ketika dihubungi wartawan.