Publik pecinta bola Sumut khususnya Kota Medan patut berbangga hati. Serdadu titipan mereka yang berjuang dengan sepenuh hati dan perasaannya, mampu mengemban misi jutaan masyarakat yang begitu fanatik dengan sepak bola. Misi itu adalah meraih tiket lolos ke Liga 1.
Bukan misi mudah tentunya.Tak cukup dengan modal ambisi saja, butuh kesabaran, pengorbanan dan kerja keras.Tapi kini perjuangan keras Legimin dkk di lapangan hijau terbayarkan sudah.
Mereka patut berbangga dan layak pulang dengan kepala tegak. Loyalitas, kerja keras dan tetesan keringat yang telah mereka tumpahkan di atas lapangan hijau kini menjelma menjadi butiran air mata bahagia.
Tentu saja, kemenangan ini dirasakan begitu spesial bagi Djajang Nurjaman. Setelah sebelumnya gagal membawa Persib Bandung bersaing di di level teratas di tanah air dan memutuskan mundur terhormat.
Di tahun yang sama juga, pelatih bertangan dingin ini menjawab kegundahan masyarakat Medan yang telah menaruh beban penuh kepadanya.
PSMS yang telah disusun ulang setelah sempat ditangani Mahruzar Nasution, seakan menjelma menjadi gladiator-gladiator yang haus akan kemenangan.
Perjuangan mereka pun kian terjal akan ulah pimpinannya yang coba tutup mata dan tak ingin ambil pusing. Beruntung mereka punya fans yang begitu simpatik, sebut saja SMECK Hooligan, Kampak FC dan PSMS Fans Club. Dengan berbagai cara para suporter ini rela menemani perjalanan Legimin dan para koleganya. Bahkan ada yang rela menumpang truk untuk sampai ke Bandung.
Kesetiaan dan kecintaan terhadap tim yang identik dengan gaya bermain rap-rap ini terbayar sudah. Kekecewaan dan kepercayaan pendukung yang sempat hilang karena keegoisan pengurus sebelumnya kembali lagi, bahkan dengan semangat yang baru.
Semangat inilah yang menjadi doktrin dan penyuntik semangat buat para pemain dan pelatih. Setidaknya, kisah ini layak ditorehkan dengan tinta emas dan sejarah yang tak akan terlupakan hingga akhir masa.