Kembalinya Persebaya Surabaya dan PSMS Medan ke kasta tertinggi sepakbola tanah air, diprediksi akan menjadikan persaingan di kompetisi musim depan lebih ketat.
Terutama Persebaya, yang sudah ditunggu dalam Derby Jawa Timur paling panas kontra Arema FC. Dalam sejarahnya, pertemuan kedua tim selalu menegangkan karena menghadirkan gengsi antar daerah.
Gairah sepakbola Malang dan Surabaya pun bakal mengalami puncaknya saat tanggal pertemuan antara Arema melawan Persebaya terjadi.
"Baik Arema dan Persebaya, memang sudah ditakdirkan untuk menarik perhatian sepakbola masyarakat Jawa Timur," kata Goran Gancev, yang memang pernah memperkuat kedua tim itu.
Pemain belakang berkebangsaan Makedonia itu pun melemparkan sinyal bahwa dirinya akan kembali ke Indonesia tahun depan. Terlebih, ia ingin merasakan sengitnya persaingan dalam Derby Jatim antara Arema dan Persebaya.
"Itu adalah pertandingan yang besar dalam sejarah Derby mereka. Tentu saja, semua pemain ingin merasakannya," bebernya.
Sayangnya, Goran belum sekali pun merasakan ketatnya Derby Jatim tersebut. Ketika membela Persebaya di musim 2013, Arema yang dihadapinya sedang terbelah dua dan sama-sama turun di kompetisi Indonesia Super League (ISL) maupun Indonesian Premier League (IPL). Sedangkan saat membela Arema di TSC 2016, Persebaya masih vakum dari sepakbola tanah air.
"Arema tanpa Persebaya tidak akan pernah sama rasanya, begitu juga sebaliknya. Kalau mereka bertemu dalam satu kompetisi, itu adalah takdir," imbuh pemain yang juga pernah membela Semen Padang itu.
Sementara terkait peluangnya kembali ke Indonesia, Goran menempatkannya dalam prioritas.
"Saat ini saya harus fokus sampai Desember dan kembali ke Indonesia sudah masuk dalam rencana masa depan saya. Untuk klub? Kita lihat nanti," tutupnya.
Goran Gancev sempat memperkuat klub Persegres Gresik United di ajang Liga 1 musim ini. Namun aksi kontroversialnya yang keluar lapangan sebelum wasit menipu peluit panjang di pertandingan melawan Persib membuatnya menjadi sorotan.