Liga 2

Gagal ke Liga 1, Pelatih Martapura Soroti Kebijakan Operator

Selasa, 28 November 2017 19:32 WIB
Penulis: Arif Rahman | Editor: Galih Prasetyo
© Arif Rahman/INDOSPORT
Aksi selebrasi para pemain Martapura FC usai cetak gol Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Aksi selebrasi para pemain Martapura FC usai cetak gol

Martapura FC harus mengubur impiannya lolos ke Liga 1 pada musim 2018, pasalnya pada pertandingan perebutan posisi ketiga, timnya harus mengakui keunggulan PSIS Semarang dengan skor 4-6 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Selasa (28/11/2017). 

Meski gagal mengamankan tiket berlaga di kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional, Frans tetap memuji penampilan anak asuhnya yang sudah bekerja keras sepanjang pertandingan bahkan sampai ke babak tambahan 2x15 menit.

"Bersyukur bisa hadir di semifinal dan ini final sudah maskimal, anak-anak sudah berusaha tapi kita belum saatnya lolos ke Liga 1," kata Frans seusai pertandingan.

© Arif Rahman/INDOSPORT
Pemain Martapura FC saat melakukan selebrasi. Copyright: Arif Rahman/INDOSPORTPemain Martapura FC saat melakukan selebrasi.

Frans menambahkan, secara permainan pasukannya bisa memberikan perlawanan bahkan sempat menungguli tim berjuluk Mahesa Jenar, namun kelengan yang dilakukan anak asuhnya bisa dimanfaatkan oleh pemain Persebaya untuk mencetak gol.

"Keberuntungan belum berpihak, pertandingan ramai tadi, kelemahan kita dimanfaatkan lawan," tambahnya. 

Disisi lain Frans mempertanyakan keputusan oprator kompetisi yang tidak konsisten, karena sebelumnya pertandingan perebutan posisi ketiga tidak ada pemutihan. Namun, beberapa jam menjelang kick off pihanya menerima adanya perubahan kebijakan.

"Sebelumnya pertandingan poisi 3 dan 4 tidak ada pemutihan, sama sama menghadiri kemarin mereka dengan pastinya tidak ada pemutihan, tahunya tadi jam 11 dapat email menyatakan pertandingan dapat pemutihan, kemarin tidak ada pemutihan satu dua saja, kiat dapat lagi di dua pertandingan ini ada pemutihan, apakah bisa konsisten dalam menegakan peraturan," tegasnya. 

900