Presiden FIFA, Gianni Infantino menegaskan, wasit yang akan memimpin Piala Dunia 2018 mendatang akan memiliki kekuatan penuh untuk menghentikan atau meninggalkan pertandingan jika terjadi insiden yang diskriminatif.
Peraturan ini dicontoh dari prosedur tiga langkah yang memberi para pejabat kekuatan (wasit) untuk menghentikan, menunda, dan membatalkan terkait dengan perilaku penggemar di dalam stadion. Ini sudah diujicobakan pada Piala Konfederasi musim panas lalu.
"Tindakan antidiskriminasi adalah prioritas tinggi bagi badan dunia sepak bola dunia," ucap Infantino dikutip dari bbc.com. "Kami akan sangat tegas. Kita bisa mengharapkan permainan yang adil di Rusia. Kami akan memastikan tidak ada insiden yang akan terjadi."
FIFA telah melakukan pemantauan terhadap kemungkinan adanya aksi rasis yang dilakukan suporter sepanjang kualifikasi Piala Dunia 2018 dan laga-laga persahabatan.
Para pengamat ini dikoordinasi dan dilatih oleh jaringan Football Against Racism in Europe (Fare). Mereka kemudian melaporkan insiden yang terjadi ke Komite Disiplin FIFA untuk ditinjau dan ditindak sesuai prosedur.
FIFA sebelumnya menyebut tingkat rasisme dalam pertandiang di Liga Rusia sudah masuk kategori tidak dapat diterima. Eks pemain Zenit St Petersburg asal Brasil, Hulk telah menyuarakan keprihatinannya atas rasisme di pertandingan di Liga Rusia.
Bulan lalu Spartak Moscow mendapat sanksi dari UEFA. Mereka diperintahkan untuk memainkan pertandingan kandang di sebuah stadion tanpa penonton sebagai hukuman atas perilaku rasis para pendukungnya saat pertandingan Liga Europa melawan Liverpool.