Federasi Sepakbola Seluruh Indonesia, PSSI melalui arahan Ketua Umum-nya, Edy Rahmayadi, Wakil Ketua Umum Joko Driyono dan para anggota Komite Eksekutif, saat ini sedang berusaha membangun pondasi yang kuat untuk sepakbola nasional.
Sasaran PSSI adalah dimulai dari perbaikan dan pengembangan organisasi, kompetisi, tim nasional, football development dan bisnis. Masing-masing area tersebut dikatakan memiliki target dan rencana strategis, terutama pada 2018, 2020, 2024 dan menuju Piala Dunia 2034.
Sebagai langkah awal, PSSI melalui FIFA Forward Programme selama tiga tahun ke depan, akan mengalokasikan 1.25 juta dollar AS (Rp16,9 miliar) untuk implementasi Filanesia (filosofi sepakbola Indonesia) secara menyeluruh dan 1 juta dollar AS (Rp13,5 miliar) untuk perbaikan, pembenahan perwasitan dan peningkatan kualitas kompetisi.
Selain itu, saat ini juga hadir FIFA Referee Manager Kari Seitz yang khusus datang ke Indonesia selama dua pekan. Karl akan melakukan penilaian dan membantu perencanaan bersama PSSI untuk perbaikan Match Officials seperti Wasit dan Pengawas Pertandingan.
Langkah-langkah di atas dinilai merupakan bagian dari tangggung jawab PSSI untuk mengimplementasikan percepatan pembangunan sepakbola nasional sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo dan juga publik.
“Seluruh pecinta dan pelaku sepakbola di Indonesia menginginkan adanya kesepahaman untuk membentuk pondasi dari olahraga yang kita cintai ini. PSSI komit menjawab harapan Bapak Presiden RI dan publik akan sepakbola Indonesia yang lebih baik,” ujar Sekjen PSSI, Ratu Tisha.
Rencana PSSI itu merupakan bagian dari persiapan panjang menuju Piala Dunia 2034 karena sebelumnya Indonesia dan Thailand telah menyatakan akan berkolaborasi dalam bidding tuan rumah Piala Dunia 2034. Hal itu dipastikan dalam pertemuan dewan anggota AFF ke-12 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (23/09/17) lalu.
Indonesia memang sudah melontarkan wacana untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, lantaran waktu persiapan selama 17 tahun dianggap cukup untuk memenuhi standar yang diminta FIFA.