Persija Jakarta akhirnya menjadi wakil Indonesia di ajang AFC Cup musim 2018 mendatang. Selain Persija, ada Bali United yang menjadi wakil Indonesia di AFC Champions League 2018.
Namun ada hal yang lebih mencengangkan dari lolosnya Macan Kemayoran ke AFC Cup 2018. Pasalnya Persija baru kembali berkancah di ajang Asia, setelah menunggu 15 tahun lamanya.
Terakhir kali Macan Kemayoran berlaga dikancah di Asia terjadi pada tahun 2001/2002. Pada tahun tersebut Persija menjadi jawara Liga Indonesia dan membuatnya bermain di ajang Asia, yakni Liga Champions Asia.
Usai menjadi jawara, Persija langsung berbenah. Akan tetapi Macan Kemayoran malah kehilangan kapten Budiman yang menyebrang ke klub rival, yakni Persib Bandung. Jejak sang kapten juga ditiru oleh anak muda Harry Saputra.
Akan tetapi Persija malah kedatangan tiga pemain, yaitu Ritham Madubun (Persikota), Maman (Pelita Jaya), Ngadiono (PON Jawa Tengah). Ketiganya diharapkan bisa langsung menggantikan pemain yang pergi.
Namun lawan berat langsung menunggu Persija Jakarta. Sebab mereka langsung berhadapan dengan wakil yang menjarai Liga Jepang, yaitu Kashima Antlers sebagai ujian pertama.
Sebenarnya Persija menjadi tuan rumah dalam laga tersebut. Akan tetapi karena kondisi Indonesia yang sedang memanas, pihak lawan malah ogah bertandang.
Akhirnya persija yang mengalah dan terbang ke Jepang untuk melawan klub yang berdiri pada tahun 1947 itu. Akan tetapi Macan Kemayoran seperti blunder, sebab mereka harus berhadapan langsung dengan pendukung fanatik tuan rumah dan cuaca dingin di Jepang.
Mental dan faktor cuaca yang sangat berbeda drastis membuat Persija harus mengakui ketangguhan Kashima Antlers. Macan Kemayoran bertekut lutut dengan skor yang cukup telak, yakni 1-4.
Gol-gol dari pemain lawan seperti Harise (21' dan 69'), Aguosto (47'), dan Yanagisawa (56'), hanya bisa dibalas oleh sebiji gol dari Budi Sudarsono (47') berkat umpan Bambang Pamungkas.
Hasil itu membuat Persija harus mengubur impiannya bermain lebih jauh di kancah Asia. Klub berseragam orange itu juga tidak bisa mengikuti jejak pendahulunya, yakni PSM Makassar.