Demi menghapus keraguan pendukung setia PSMS Medan yang tak ingin menyaksikan tim kesayangannya berlaga di luar Stadion Teladan Medan dalam perhelatan Liga 1 musim mendatang, Kinantan TV menggelar talk show yang menghadirkan perwakilan media, Wakil Ketua DPRD Medan dan perwakilan suporter Kampak.
Dalam kesempatan itu, Dedi Riono perwakilan dari salah satu media cetak di Kota Medan menilai bagaimana lambatnya proses pembenahan Stadion Teladan yang dianggap belum memenuhi standar FIFA untuk menggelar Liga 2.
Di sisa waktu yang semakin sempit, Stadion Teladan masih dalam tahap pembenahan rumput. Sementara sejumlah sarana dan prasarana lain masih dalam tahap penyetujuan anggaran di dewan.
- Ternyata, Indonesia Akan Tantang Kontestan Piala Dunia 2 Kali!
- Siap-siap Warga Palembang, PSSI Kembali Gelar Coaching Clinic 'Filanesia'
- Kirim Salam Perpisahan, Gelandang Senior Arema FC Segera Pensiun?
- Masuk Pekan Keempat Liga 3, Ada Klub yang Menang 7-0!
- Konate Belum Datang ke Palembang, Manajemen Sriwijaya FC Beri Penjelasan
"Belum begitu tampak realisasi dari renovasi Stadion Teladan. Saat ini masih tahap pembenahan rumput. Sementara kita tahu untuk hal ini perlu beberapa bulan menunggu rumput tersebut tumbuh bagus agar bisa digunakan. Belum lagi pembenahan sarana dan prasarana stadion, masih ada proses lelang setelah anggarannya disetujui, ini kan juga memerlukan waktu," ujar Dedi, Rabu (6/12/2017).
Semakin sempitnya waktu tersebut, dirinya khawatir PSMS akan menjadi musafir yang akan melakoni laga kandang di kampung orang.
Untuk itu dirinya meminta tegas pemerintah kota dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Kebersihan serta Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) sebagai penanggungjawab, untuk lebih serius menggeber pembenahan stadion.
"Kita tidak mau PSMS menjadi musafir yang harus melakoni laga kandangnya di kampung orang," ujar Dedi.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Askot PSSI Medan yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Medan, Iswanda Nanda Ramli coba menepis keraguan tersebut. Dirinya optimistis, Stadion Teladan bisa rampung sebelum tenggat waktu perhelatan Liga 1 yang direncanakan akan digelar Maret 2018 mendatang.
"Untuk pengajuan anggaran saat ini sudah disetujui tinggal tindak lanjutnya saja. Saya yakin 22 Desember ini sudah rampung dan bisa langsung dilelang untuk selanjutnya dikerjakan," ungkap Nanda.
Apalagi bilang Nanda, mengingat ini adalah kepentingan masyarakat, dalam hal ini, anggota dewan akan ikut membantu dan mengawasi proses pengerjaannya agar bisa dipercepat.
"Anggota dewan siap membantu dan mengawasi agar prosesnya bisa lebih cepat," tegas Nanda.
Sementara itu, keraguan juga hadir dari salah satu pendukung setia Ayam Kinantan, Kampak. Melalui Wakil Ketua Kampak, Gitok, dirinya menilai proses pengerjaan stadion, terkesan lambat.
"Melihat kondisinya saat ini, kita sebenarnya ragu bisa selesai cepat, apalagi bagian sarana dan prasarananya. Tapi kita sebagai pendukung setia, tetap berharap stadion bisa selesai sesuai jadwal. Karena kami tidak ingin klub yang kami cintai ini menjadi musafir dan harus rela berpindah-pindah saat menjamu tamu-tamunya nanti," sebut Gitok.
Alhasil dalam perbincangan yang berlangsung sederhana itu, disimpulkan perlunya sinergitas antara manajemen klub, pemerintah kota dan masyarakat untuk saling membantu pembenahan demi mencapai keinginan bersama, yakni menyaksikan langsung para Serdadu Kinantan berjuang di Stadion Kebesarannya, Stadion Teladan Medan.
Dalam kesempatan itu juga mereka menuntut pengurus klub agar bisa lebih profesional terutama dalam memikirkan besarnya biaya yang dibutuhkan mengarungi Liga 1 musim mendatang.
"Saya berpesan agar pengurus segera membentuk tim untuk mencari sponsor. Karena kalau berharap dukungan pemerintah tidak mungkin, karena tidak mungkin menggunakan APBD. Kalau perlu buat secara terbuka sehingga tampak jelas, mastarakat tahu, dan sponsor akan lebih mudah masuk untuk mendukung perkembangan klub," sebut Nanda di akhir perbincangan tersebut.