Arus keluar masuk pemain memang hal yang lumrah terjadi dalam dunia sepakbola profesional. Arema FC pun lebih menganut asas Kekeluargaan, dalam menyelesaikan masalah sisa kontrak yang dimiliki pemain saat hendak pindah ke klub lain.
Hal itu dirasa penting, lantaran besaran nominal sangat tidak etis jika dibeberkan kepada publik."Kuncinya di komunikasi. Pembahasan soal itu bisa dimulai antara klub dengan player beserta agen, dilanjutkan klub to klub," bilang Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
Sejauh ini, sembilan pemain sudah pasti meninggalkan klub berlogo kepala singa tersebut, dengan penyelesaian secara berbeda-beda. Esteban Vizcarra, Juan Pablo Pino dan Marco Markus Kabiay, dilepas lantaran kontraknya sudah berakhir per November lalu. Hal berbeda diterapkan pada kepindahan Beny Wahyudi, Adam Alis Setyano, Arif Suyono, Ahmad Bustomi, Dalmiansyah Matutu dan Dio Permana yang masih terikat kontrak hingga Februari nanti.
"Untuk pemain yang terikat kontrak, ada penyelesaian tersendiri. Setiap pemain punya masalah berbeda, sehingga semuanya juga tidak sama," paparnya. Salah satu cara penyelesaiannya adalah dengan sistem pemutusan kontrak yang tersisa dua bulan terakhir pada Desember dan Januari.
Sedangkan jika ada klub yang sejak jauh-jauh hari meminati, bisa ditempuh lewat jalur pemberian kompensasi dan sebagainya. "Masalah kompensasi sisa gaji bisa diselesaikan secara klub to player dan agennya kalau ada. Sedangkan soal biaya transfer, urusannya sudah klub to klub," beber mantan jurnalis tersebut.
"Tapi untuk berapa jumlahnya, kami tidak bisa sebutkan. Karena itu sudah masuk dalam hal privasi antara klub dengan pemain," imbuhnya.