Sang juara Liga 1, Bhayangkara FC kerap mengubah nama klub. Tetapi kali ini manajemen tim berjanji tak akan ikuti PS TNI untuk ubah nama dan tetap bermarkas di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat.
Hal itu ditegaskan oleh Manajer Bhayangkara FC, AKBP Sumardji untuk menepis kecurigaan bahwa Bhayangkara FC akan mengikuti jejak tim milik aparat lainnya yang hijrah ke Bantul dan akan berganti nama.
The Guardian melalui Sumardji, dipastikan akan tetap gunakan nama Bhayangkara FC di kompetisi Liga 1 musim depan. Selain itu, tim besutan Simon McMenemy itu juga akan tetap menghuni Stadion Patriot.
"Bhayangkara ini kan milik Mabes Polri, dan ya kami bermarkas pusat di Jakarta jadi sudah seharusnya Bhayangkara tetap main di Bekasi," ujar Sumardji, dilansir Topskor.id.
Sumardji juga beberkan alasan mengapa Bhayangkara tetap bermain di Patriot, karena kepemilikan Bhayangkara yang berdomisili di Jakarta. "Bhayangkara ini kan milik Mabes Polri, dan ya kami bermarkas pusat di Jakarta jadi sudah seharusnya Bhayangkara tetap main di Bekasi," tuturnya.
Skuat Bhayangkara FC merayakan keberhasilan menjadi juara Liga 1 2017.Dalam sejarahnya, sebelum gunakan nama Bhayangkara FC, nama asli klub ini adalah Persikubar Kutai Barat yang dikepalai oleh politikus bernama Wisnu Wardhana di bawah PT. Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) yang pada 2014 mengubahnya menjadi Persebaya Surabaya.
Karena keberadaan klubnya tak diakui oleh mayoritas Bonek Mania (ebutan suporter Persebaya) pada 2015, manajemen klub kemudian mengubah nama menjadi Bonek FC di turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015. Tapi lagi-lagi nama tersebut diprotes dan diminta untuk diganti. Akhirnya manajemen kembali mengubah nama menjadi Surabaya United.
Pada April 2016, setelah melakukan kerja sama dengan menggandeng Mabes Polri, klub ini kemudian berubah nama menjadi PS Polri yang diproyeksikan tampil di Piala Bhayangkara 2016, hingga kemudian berubah kembali namanya menjadi Bhayangkara FC sampai saat ini.