Dua pemain Timnas Indonesia, Evan Dimas dan Ilham Udin Armayn saat ini tengah dibuat pusing dengan polemik tentang masa depannya bersama Selangor FA. Hal itu terjadi setelah ketua umum PSSI, Edy Rahmayadi sempat geram dengan kepindahan mantan pemain Bhayangkara FC itu ke negeri jiran, Malaysia.
Keadaan itu akhirnya membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi akhirnya buka suara. Cak Imam mengatakan hal itu harusnya tidak jadu masalah besar. Kepindahan Evan Dimas dan Ilham Udin sejatinya lumrah terjadi dalam ranah sepakbola profesional.
- Pelatih Persija Jakarta Puji Kualitas Felipe Melo
- Resmi, Persija Jakarta Dapatkan Pemain dari Bhayangkara FC
- Belum Ada Setahun, Maitimo Ucapkan Perpisahan Untuk Bobotoh
- PSSI Bantah Larang Evan Dimas dan Ilham Udin Pindah ke Selangor FA
- Rekap Rumor Transfer Liga 1: Persib Incar Eks Man United dan Juventus
Akan tetapi, Menpora juga memberikan penegasan agar nantinya kedua pemain itu tidak boleh mangkir saat dibutuhkan PSSI dan Timnas Indonesia. Untuk itu, penting bagi Selangor FA dan PSSI bersama-sama mencari jalan keluar.
"Ini tidak harus dipersoalkan. Ini tentang profesionalisme seorang atlet yang harus dihargai, jadi menurut saya tidak ada masalah. Mereka mau main di mana pun, asal kalau ada panggilan Timnas, wajib hukumnya pulang ke Tanah Air," tegas Menpora.
"Saya belum menerima laporan adanya alasan pelarangan itu, karena bagi saya ini soal profesionalisme. Sama seperti halnya klub mengimpor pemain asing, kenapa pemain kita kok tidak diberikan ruang bermain di klub luar," imbuhnya.
Di sisi lain, PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia telah memberikan klarifikasi resminya. Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria menjelaskan pihaknya tidak melarang Evan Dimas maupun Ilham Udin untuk merumput di Liga Malaysia.
Tisha telah bertemu dengan perwakilan Evan dan Ilham, Mulyawan Munial di Kantor PSSI, Grand Rubina, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/12/17) dan kedua belah pihak sepakat untuk mencarikan solusi terhadap masa depan Evan dan Ilham.
“PSSI tidak melarang. Tahun 2018 begitu spesial, di mana negara kita jadi tempat pilihan. Contoh Ryuji Utomo, kita tidak konsen, dan dia sudah berkoordinasi dengan kita. Dalam perkembangan dan pertumbuhan industri, studi banding sudah dilakukan, Indonesia dan Malaysia punya rivalitas yang sangat tinggi,” ujar Tisha kepada wartawan.
“Apabila mereka harus keluar, dan pilihannya Malaysia yang memang 11-12 dengan insentitas area kompetisi kita ini,” tutupnya.