Liga Indonesia

Terkait Polemik Evan dan Ilham, Ketum PSSI: Sepakbola Adalah Pejuang, Bukan Sekadar Uang

Jumat, 22 Desember 2017 22:24 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Agus Dwi Witono
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Herry Ibrahim/INDOSPORT

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi kembali angkat bicara terkait polemik kepindahan Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn ke Selangor FA. Kedua pemain tersebut telah mengikat kontrak dengan Klub Liga Super Malaysia itu.

Sebelumnya, Edy memblokade kepindahan keduanya ke Selangor. Sebab, kualitas kompetisi Negeri Jiran itu dianggap tidak berbeda jauh dibanding Liga Indonesia.

Lebih dari itu, Evan dan Ilham merupakan andalan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23. Kesebelasan berjuluk Garuda Muda tersebut bakal mengikuti Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

© Instagram/evhandimas
Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn. Copyright: Instagram/evhandimasEvan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn.

Ditakutkan, kompetisi di Malaysia tidak sinkron dengan jadwal Timnas U-23 di Asian Games 2018. Mengingat, Garuda Muda menargetkan menembus empat besar pada perhelatan multievent tersebut. Sehingga keberadaan kedua pemain tersebut di Malaysia bisa mengganggu program yang dirancang tim pelatih.

“Itu hak mereka. Itu lah dia pesepakbola adalah pejuang, bukan hanya mencari uang. Tapi anak bangsa yang membela negaranya,” ungkap Edy ketika ditemui pada acara Awarding Night Gojek Traveloka Liga 1 di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/17).

“Saat ini, pada 2018, ada sembilan event persepakbolaan. (Ilija) Spasojevic saja kita tarik, kita kekurangan pesepakbola. Pemain kita malah keluar,” katanya menambahkan.

Edy menganggap, sepakbola bukan sekadar uang belaka. Seakan menyindir Evan dan Ilham yang disinyalir memilih berkarier di Malaysia karena menerima gaji lebih besar.

“Karena alasan uang, saya tidak sependapat, karena nilai-nilai bangsa ini bukan uang. Tanpa uang. Siapapun dia, termasuk wartawan, dipanggil negara, harus kembali,” tutup Edy.

39