Beberapa waktu lalu Madura United dan Arema FC menginginkan PSSI atau PT Liga Indonesia Baru segera merubah regulasi kuota pemain asing. Sebab menurut mereka, aturan marquee player hanya menguntungkan klub dengan keuangan sehat.
Senada dengan tuntutan kedua klub tadi, klub promosi asal Jawa Tengah, yakni PSIS Semarang juga setuju dengan apa yang digaungkan oleh Madura United dan Arema FC.
Hal itu disampaikan langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi. Akan tetapi pihak manajemen telah memiliki daftar para pemain yang berkategori marquee player demi mengisi slot.
"Sebenarnya kita sudah ada beberapa kriteria untuk marquee player. Kita sudah punya daftarnya, tapi kita berharap supaya marquee player itu ditiadakan saja," jelas pria asli Semarang ini.
Alasan terkuat dirinya menginginkan regulasi tersebut dibenahi adalah banyak marquee player yang datang ke Indonesia sudah tua. Bahkan telah melewati masa kejayaannya.
Hal itu berbanding terbalik dengan perkembangan sepakbola Indonesia yang semakin mengandalkan kecepatan. Bahkan para pemain muda pun juga sudah banyak yang menjanjikan.
"Marquee player itu rata-rata pemain tua. Kalau marquee player itu saya lihat malah bagusan pemain asing biasa dari pada marquee player karena marquee player rata-rata sudah umur, " imbuhnya.
"Padahal sepakbola indonesia saya lihat perkembangannya semakin lama semakin cepat permainannya, tidak ada gunanya, tidak mendongkrak tim, hanya boros saja habisin uang," pungkas pria 39 tahun itu seperti dinukil Bola Net.