Erwan Setiawan yang merupakan anak dari Manajer tim Persib Bandung, Umuh Muchtar tengah menjadi sorotan. Ia dituding sebagai dalang di balik perekrutan Eka Ramdani dan Airlangga Sutjipto yang dilakukan Maung Bandung.
Tudingan tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya ada bukti capture percakapan Erwan di aplikasi Whatsapp yang sudah beredar di media sosial.
Di capture pertama Erwan menulis, "Selamat atas penandatanganan kontrak @Atep, @Eka Ramdani dan akan segera menyusul @Bdg.fc Airlangga".
Lalu di percakapan lainnya, Erwan menulis "Hatur nuhun dukungan sareng piduana. Punten abdi merangkap agen pemain bola. Hahaha. (Terima kasih dukungan dan doanya. Maaf saya merangkap agen pemain bola)".
Beredarnya capture percakapan tersebut membuat para pengguna media sosial kesal. Tak sedikit komentar pedas dikeluarkan untuk Erwan. Sebab hal ini seperti membuktikan masih ada intervensi terhadap pelatih dalam pemilihan pemain di tubuh Maung Bandung.
Erwan tak memungkiri percakapan yang beredar di media sosial merupakan tulisannya yang ia tulis di grup Whatsapp Bandoeng FC alias Bandoeng Football Celebrity. Ini merupakan sebuah klub sepakbola yang diisi selebriti, artis, musisi, seniman, politikus, pengusaha, bahkan pemain sepakbola yang sudah mumpuni dan malang melintang di sepakbola Indonesia.
"Begini, di grup itu ada Eka, Airlangga, Atep, dan banyak orang di Bandoeng FC. Ketika kontraknya diperpanjang, saya ucapkan selamat. Dan mudah-mudahan Airlangga juga ikut menyusul. Padahal kan Itu bercanda dan tidak ada tendensi," ujar Erwan, Kamis (28/12/17).
Erwan memastikan tidak benar telah melakukan intervensi kepada pelatih Persib agar merekrut Eka dan Airlangga. "Punya akses darimana saya untuk intervensi? Itu hanya bercanda. Malah saya bilang dapat 150 persen dari pemain, jelas itu bercanda," tegasnya.
Namun demikian, Erwan mengaku tetap tenang menghadapi hujatan yang muncul dan ditujukan kepadanya. Sebab ia merasa percakapan itu bersifat candaan.
"Saya menanggapinya santai saja karena bercanda, kenapa harus jadi serius. Terserah orang menilai, memang saya punya akses mengintervensi ke manajemen? Kan gak punya. Gimana intervensinya? Siapa saya? Kalau saya masuk manajemen, kepengurusan di Komisaris atau Direksi mungkin saya bisa. Tapi kan saya tidak di sana. Bapak saya juga kondisinya sedang diskors dan gak begitu aktif," pungkas dia.