Liga Indonesia

Dua Undangan Dilewatkan, Persebaya Minta Wali Kota Surabaya Lebih Perhatian

Rabu, 3 Januari 2018 11:02 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© Emosi Jiwaku
Ribuan Bonek merayakan gelar juara Persebaya Copyright: © Emosi Jiwaku
Ribuan Bonek merayakan gelar juara Persebaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ternyata menjadi salah satu harapan Persebaya di musim ini. Mereka ingin agar Risma lebih banyak meluangkan waktu untuk meyaksikan laga Persebaya secara langsung di stadion. 

Sebagi seorang wali kota, Risma tentunya memang memiliki banyak agenda. Hal tersebut yang kemungkinan membuat dirinya acapkali mangkir dari sejumlah undangan yang diberikan oleh Persebaya untuknya. 

© Emosi Jiwaku
Perayaan gelar juara Persebaya di Surabaya Copyright: Emosi JiwakuPerayaan gelar juara Persebaya di Surabaya

Setidaknya terdapat dua undangan yang telah dilewatkan oleh Risma, yaitu kala Persebaya merayakan kemenangan mereka di Liga 2 musim kemarin dan juga acara makan siang yang diselenggarakan bersama dengan manajemen Persebaya, tim pelatih sekaligus para pemain. 

"Terakhir kami mengundang Bu Risma dalam acara makan bersama. Kami paham Bu Risma adalah wali kota terbaik di dunia. Beliau sangat sibuk dengan agenda-agendanya. Kami tidak bisa memaksa," kata manajer Persebaya, Chairul Basalamah, dikutip Jawa Pos.

© Istimewa
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya Copyright: IstimewaTri Rismaharini Wali Kota Surabaya

Di sisi lain, Persebaya hingga kini masih masih terus dibuat gelisah dengan kepastian akan polemik sewa Stadion Gelora Bung Tomo yang menimpa mereka, serta menyeret  pemerintah kota Surabaya selaku pihak yang berwenang atas stadion tersebut.

Persebaya sempat dipersulit oleh Pemkot Surabaya untuk menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) sebagai venue laga kandang. Terakhir, tim berjuluk Green Force ini merasa dikerjai saat menyelenggarakan Celebration Game melawan PSS Sleman pada 9 Desember lalu.

Manajer Persebaya, Chairul Basalamah menilai pihak manajemen Bajul Ijo sendiri masih mengalami trauma dimana pihak mereka merasa dikerjai kala tengah menjalani Celebration Games, dimana terjadi chaos saat melawan PSS Sleman dan pihak pemerintah kota Surabaya sendiri seolah tak berkontribusi memberikan dukungan.  

51