Sebenarnya PSIS tampil cukup bagus dalam pertandingan tersebut karena mereka sukses unggul terlebih dahulu melalui gol Bayu Nugroho dan Hapidin. Namun keadaan mulai berbalik ketika Arema mendapatkan hadiah tendangan penalti dan Ahmet Atayew yang menjadi Algojo sukses meleksakkan bola ke gawang Sendri.
Sendri menjadi sorotan akibat blunder yang dilakukannya berakibat fatal. Blunder pertama dilakukan ketika salah memberi umpan kepada Bek Rio Saputra. Bola umpan ditendang terlalu pelan sehingga dengan mudah disapu oleh Deki Setiawan menjadi gol.
Tak lama berselang blunder kembali dilakukan oleh Sendri, bola umpan dari Dendi Santoso gagal ditangkap dan terlepas ke kaki Rodrigo Ost dan kemudian menjadi gol. Sang penjaga gawang kemudian diganti di babak kedua oleh pelatih Aji Bayu Putra, namun penampilan penjaga gawang pengganti juga kurang maksimal dan membuat tim berjuluk Mahesa Jenar itu kebobolan lagi dua gol.
Alih-alih memberikan kritik untuk penampilan kipernya, pelatih PSIS, Subangkit, justru memberikan dukungan untuk Sendri. Subangkit menyebut jika Sendri pada dasarnya merupakan kiper dengan kemampuan memadai, namun karena lama berkutat di Liga 2, kemungkinan sang penjaga gawang belim siap menghadapi pertandingan dengan lawan yang lebih kuat.
"Mungkin belum siap menghadapi pertandingan dengan level lebih tinggi," ujar Subangkit.
Meski begitu, hasil melawan Arema menjadi evaluasi tersendiri bagi PSIS yang akan berlaga di Liga 1. Usai melakukan pertandingan tersebut PSIS bakal mencari kiper tambahan untuk mengarungi musim baru, apalagi saat ini PSIS baru memiliki dua kiper.