Baryadi mengungkapkan alasan mengapa dirinya mundur dari posisi menajer PSS Sleman. Dia berpendapat jajaran direksi PT PSS tidak paham dengan program yang diusungnya.
Dia mengundurkan diri sebagai manajer PSS Sleman meski baru saja menjabat posisi tersebut. Ketidak sepahaman kedua belah pihak ditengarai sebagai penyebabnya.
Mantan manajer Sriwijaya FC tersebut dari awal berkomitmen untuk membawa Super Elang Jawa promosi ke Liga 1 di musim 2018. Sejak mendapat mandat menangani tim kebanggan masyarakat Sleman tersebut, dia langsung memaparkan program kerja untuk memaksimalkan performa tim, seperti rencana pemindahan mes pemain, katering, dan anggaran transfer pemain. Namun hal tersebut belum juga terealisasi.
"Permintaan saya sampai saat ini belum terealisasi, tapi saya malah dikejar-kejar untuk menandatangani kesanggupan menyediakan dana untuk kebutuhan di luar manajemen seperti biaya non teknis," ujar Baryadi.
"Lalu soal belanja pemain, kalau para pemain bintang datang ke Sleman saya yakin permainan tim semakin menghibur. Penonton akan memadati stadion dan penjualan tiket akan meningkat. Imbasnya pendapatan klub pun akan meningkat dan sponsor akan berdatangan. Hal ini yang tidak dipahami direksi PT PSS," lanjutnya.