Joko Susilo kembali menegaskan bahwa peran Aremania begitu penting dalam kematangan tim asuhannya. Animo dan pressure tinggi, memberi banyak pelajaran berharga teriutama dalam kemantapan psikologis saat berlaga di lapangan hijau.
Hal itu tampak sekali pada barisan anak muda yang kini menjadi tulang punggung Arema FC. Mereka tampil gugup, tegang dan kurang percaya diri dalam menguasai bola saat berlaga pertama kali di hadapan puluhan ribu Aremania saat melawan PSIS Semarang di Stadion Gajayana, kemarin sore.
"Terima kasih kepada Aremania yang memberi pelajaran berharga kepada tim ini," bilang Joko Susilo.
Tim berlogo kepala singa itu memang nyaris saja malu saat tertinggal dua gol lebih dulu oleh PSIS. Sepasang gol cepat dari Hapidin dan Bayu Nugroho pada 15 menit pertama, mendapat applaus meriah dari Aremania lantaran skema serangan lawan lebih rapi dan menghibur.
"Terutama untuk masalah mental pemain yang sempat down, hingga tertinggal dua gol lebih dulu," Pak Thuk, sapaan akrab Pelatih Arema FC itu menyambung.
"Tapi Aremania konsisten mendukung tim ini, sehingga (motivasi) pemain menjadi up dan terus up. Dan itu sangat penting bagi kami," imbuhnya.
Sorakan dan hujatan Aremania itu memang nyelekit, namun berimbas positif pada terbangunnya mental juara pemain. Berturut-turut, Arema membalikkan skor menjadi 3-2 saat turun minum melalui gol penalti Ahmet Atayev, Dedik Setiawan dan Rodrigo Ost Dos Santos.
Mental pemain Arema pun semakin mantap dengan tambahan gol dari Ahmad Nur Hardianto, setelah sempat diperkecil oleh gol penalti Hari Nur Yulianto di paruh kedua. Alhasil, Arema pun urung malu lewat kemenangan perdana 5-3 atas PSIS di kandang sendiri.
"Meski ini laga uji coba, kami tetap tidak mau kalah dulu baru evaluasi. Setiap pertandingan kami targetkan menang dan sudah sesuai janji saya," tutup Pak Thuk.