Lama tak terdengar kabarnya, Markus Horison, kini menjadi pelatih kiper untuk klub Liga 2, Aceh United. Gantung sepatu dan tak lagi menjadi pesepakbola, eks penjaga gawang PSMS Medan itu tetap tak bisa jauh dari dunia yang membesarkan namanya itu.
“Inilah yang pertama di klub Aceh United saya menjadi pelatih," ujar kiper Timnas era-2000-an itu ketika dijumpai di lapangan Stadion Harapan Bangsa (SHB), Lhong Raya, Banda Aceh, seperti dilansir dari laman Antara.
Menjalani hari pertama sebagai pelatih kiper, Markus tampak sudah mempersiapkan berbagai menu latihan untuk para penjaga gawang Aceh United yang musim ini akan berlaga di Liga 2. Porsi latihan yang diberikan Markus di antaranya ialah latihan teknik, ketangkasan dan kecepatan kepada seorang kiper Aceh United, Ruli Desrian.
Masih menganalisis kekuatan para kiper asuhannya, Markus mengaku belum dapat menilai di mana kekurangan dan kelebihan tiga kiper Aceh United. Namun sebagai pelatih, ia akan berusaha keras memberikan yang terbaik dan tentu berbagi ilmu yang dimilikinya sebagai salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
"Untuk mendapatkan kiper yang bagus, melalui latihan bertahap. Minimal sebulan latihan sudah dapat diketahui kiper utama mana yang bagus," jelas mantan kiper sejumlah klub di Liga Super Indonesia, kelahiran Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, 14 Maret 1981 ini.
Di masa jayanya, pada medio 2005-2011, Markus Horison selalu menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Skuat Garuda. Pemilik tinggi badan 186 cm itu dikenal punya kelebihan memetik bola lambung saat menjadi garda terakhir dalam skuat Merah Putih.
Karier Markus sebagai kiper dimulai saat ia bergabung dengan klub PSL Langkat dan PSMS Medan. Di Timnas, ia mengawali debutnya saat Timnas Indonesia menghadapi Korea Selatan di Piala Asia tahun 2007.
Markus juga pernah masuk dalam nominasi pemain terbaik versi Asosiasi Sepakbola Asia (AFC) di masa jayanya