PSIS Semarang memulai langkahnya di Piala Presiden dengan hasil kurang maksimal. Meski mengalami kekalahan, namun performa tim berjulukan Mahesa Jenar itu tidak terlalu buruk.
Hal itu ditegaskan Subangkit, pascakekalahan dari Bayangkara FC 0-1 dalam laga pembuka Grup E Piala Presiden Sabtu (20/01/18) sore tadi.
"Permainan cukup berimbang. Pemain saya sudah melakukan tugasnya dengan baik," ucap pelatih PSIS Semarang itu ketika konferensi pers, Sabtu (20/01/18).
Meski demikian, yang patut digarisbawahi dari debut PSIS di kasta tertinggi adalah soal kepercayaan diri tim. Subangkit terlihat begitu memberi apresiasi terhadap mental bertanding anak asuhnya yang kebanyakan berasal dari level Liga 2.
Hari Nur Yulianto dkk bermain begitu dinamis dan cukup menyulitkan Bhayangkara, yang notabene merupakan tim juara Liga 1 musim lalu.
Mereka tidak takut bersaing dengan nama-nama berpengalaman yang ada di skuat BFC, seperti Paulo Sergio, Herman Dzumafo Epandi, hingga Jajang Mulyana. Nama terakhir lah yang menjadi pembeda pada laga itu lewat gol heading-nya di menit 67.
"Pemain kami banyak yang berasal dari tim Liga 2 dan tentu butuh pengalaman lagi menghadapi pertandingan lainnya," tutur eks juru taktik Persekabpas Pasuruan dan Mitra Kukar tersebut.
Lantaran permainan relatif seimbang, tampaknya kekalahan PSIS memang tak lepas dari faktor keberuntungan. Gol Jajang pun lahir dari skema bola mati, yakni saat situasi sepak pojok.
"Bhayangkara FC bisa memaksimalkan beberapa peluang mereka. Sedangkan kami juga punya peluang, hanya sedikit lama membaca permainan dulu," pungkas dia.