Persib nyatanya harus tersingkir dari babak delapan besar Piala Presiden 2018 setelah hanya menempati urutan ketiga klasemen akhir Grup A dengan 3 poin. Maung Bandung memenangkan saru pertandingan melawn Sriwijaya FC, kemudian kalah atas PSMS Medan dan PSM Makassar.
Meskipun hanya turnamen pramusim, namun kegagalan Persib di ajang Piala Presiden tentunya cukup mengecewakan. Ditambah Maung Bandung diharapkan mampu berbicara lebih banyak di musim baru setelah di Liga 1 musim lalu Persib sempat terpuruk.
Saat resmi ditangani oleh mantan pelatih klub Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT FC), yakni Roberto Carlos Mario Gomez, harapan kebangkitan tim mengemuka. Mario Gomez memiliki track record yang cukup cemerlang bersama JDT FC, ia sukses mengantarkan klub tersebut menjuarai ajang AFC Cup 2015.
Meski belum mampu membawa Persib menuarai Piala Presiden 2018, Gomez langsung focus untuk meracik strategi bagi Persib untuk gelaran Liga 1. Tak ingin lama terlarut dalam kegagalan, PErsib yang menjuarai Piala Presiden pada 2015 lalu lebih mempriortaskan Liga ketimbang turnamen pramusim.
Namun kali ini INDOSPORT akan mencoba menganalisis penyebab kegagalan Persib di Piala Presiden 2018. Tentunya Piala Presiden bukanlah akhir karena Maung Bandung masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki kekurangan untuk Liga musim baru nanti.