Tolak Pemutihan Akumulasi Kartu, Panpel Piala Presiden Buat Sriwijaya FC Gigit Jari

Sebelum digelarnya drawing babak delapan besar Piala Presiden 2018, salah satu klub peserta yakni Sriwijaya FC mengajukan permintaan untuk pemutihan atau penghapusan larangan bermain bagi pemain yang kena akumulasi kartu. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris tim Laskar Wong Kito, Ahmad Haris.

Akan tetapi, hal tersebut lantas ditolak dengan tegas oleh Organizing Committee selaku panpel Piala Presiden 2018. Pasalnya, hal itu dinilai tidak sesuai dengan regulasi awal yang telah disepakati bersama oleh 20 klub peserta sebelum ajang pramusim kali ini di mulai.

© palembang.tribunnews.com

Sekretaris Sriwijaya FC, Achmad Haris.

"Kita telah sepakat tidak ada pemutihan di babak delapan besar, tapi adanya di final. Ini sudah disepakati sejak awal kecuali kartu merah di final karena ini akan menjadi contoh di kompetisi," tegas Tigoshalom Boboy selaku anggota Organizing Committee.

Kepastian tersebut pun membuat Sriwijaya FC harus gigit jari lantaran tidak bisa memainkan bek kanan andalan, yakni Novan Sasongko yang pada laga babak penyisihan grup sudah mengantongi dua kartu kuning. Hal itu juga diakui oleh Ahmad Haris usai drawing yang mempertemukan Laskar Wong Kito dengan Arema FC di babak delapan besar.

© INDOSPORT/Zainal Hasan

Tigor menegaskan tidak ada perubahan aturan di babak perempatfinal Piala Presiden 2018.

"Tadinya memang kita minta tapi kan sesuai regulasi. Kemungkinan kita yang absen itu Novan Sasongko," ujarnya.

Selain Sriwijaya FC, Mitra Kukar juga termasuk klub lainnya yang tidak bisa memainkan bek tangguh Mauricio Leal, yang sebelumnya sudah mendapatkan dua kartu kuning di fase grup.

Sebagai informasi, aturan mengenai akumulasi dan pemutihan kartu tersebut sudah ditetapkan sesuai pasal 32 ayat 7 dalam regulasi Piala Presiden 2018, yang menyatakan pemutihan kartu hanya diberlakukan untuk pertandingan final.