Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy tampaknya sangat kecewa pasca laga melawan Arema FC, Selasa (30/01/18) di Stadion Kanjuruhan, Malang. Akan tetapi, pria asal Skotlandia itu bukan menyoroti terkait gagal lolosnya The Guardian ke babak delapan besar melainkan pada kepemimpinan wasit dan permaian keras yang ditunjukkan Arema FC.
Simon bahkan bingung dengan keputusan wasit yang hanya memberikan kartu kuning atas pelanggaran keras yang dilakukan Hanif Sjahbandi hingga membuat Muhamad Ichsan mengalami cedera cukup parah hingga harus diganti pada menit ke-38. Selain itu, pelatih juara Liga 1 2017 itu juga enggan mengomentari permainan keras yang ditunjukkan Arema FC.
"Laga sulit. Arema main dengan gaya Arema. Saya tidak mau komentar apapun tentang kepemimpinan wasit. Ketika ada pemain usia 20-21 tahun kena tackling hingga harus ditandu, tapi penonton tepuk tangan. Rasanya, saya tidak mau banyak berkomentar," ucapnya.
- Joko Susilo Pastikan Pemain Arema FC Tak Ada Niat Cederai Pemain Bhayangkara FC
- Arema FC Tak Masalah Gagal Menang dari Bhayangkara FC
- Tersingkir dari Piala Presiden 2018, Pelatih Bhayangkara FC Pelit Bicara
- Rekap Rumor Transfer: Persib Bidik Andik Hingga Striker Argentina, Bhayangkara FC Tepis Pavlyuchenko
"Soal gaya Arema, saya tidak mau jelaskan. Tapi, saya rasa semua sudah tahu bagaimana Arema bermain, terlebih saat bermain di kandang," sambung Simon.
Meski Bhayangkara FC menilai Arema bermain di luar konteks sepakbola yang ideal, namun pelatih Singo Edan mengatakan jalannya pertandingan dengan tensi tinggi itu masih normal. Secara umum, berbagai kontak fisik yang terjadi sepanjang 90 menit itu dinilai masih berada dalam jalur kewajaran.
"Pertandingan masih normal. Ya memang begitu sepakbola di sini," kata Joko Susilo selaku pelatih Arema FC.
"Kalau melakukan pelanggaran keras, sanksinya kan memang kartu kuning. Kalau lebih keras dua kali, ya kartu merah. Saya kira ini masih wajar, karena pertandingan tadi ibarat laga final dengan tensi yang tinggi," tutupnya.