Bhayangkara FC akhirnya kandas di babak penyisihan grup Piala Presiden tahun ini. Butuh tiga angka, tim kepolisian itu hanya memetik hasil seri sehingga tidak membantu mereka melaju ke babak 8 besar.
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, tampak sangat kecewa menyaksikan pertandingan timnya di laga ketiga Grup E itu. Bukan soal hasil akhir, Simon begitu menyoroti jalannya pertandingan yang dianggapnya buruk selama 90 menit.
"Mereka tampaknya sudah puas dengan hasil imbang ini. Selebihnya, saya tidak mau komentar," ujar Simon.
"Kami tidak habis pikir dengan cara bermain mereka. Ya, semua tahu permainan Arema," tambahnya.
Meski tampak kecewa, Simon tetap tak mau angkat bicara ketika ditanya soal kepemimpinan Annas Apriliandi. Kepemimpinan wasit asal Bandung itu banyak menuai protes dari kedua kubu lantaran kurang adil.
Banyak protes bertebaran dari Arema maupun Bhayangkara FC. Puncak ketegangan itu terjadi saat pelanggaran keras yang dilakukan Hanif Sjahbandi di menit 42 hingga membuat M.Ichsan tersungkur dan cedera.
Sejumlah ofisial BFC pun tak terima dan melancarkan protes keras kepada perangkat wasit. Bahkan, Manajer BFC Sumardji, sampai melibatkan gestur untuk menarik semua pemainnya dari lapangan.
"Soal itu saya tidak mau bicara. Karena tetap saja, saya terus mengalami hal-hal seperti itu setiap kali bermain di sini," cerocos pelatih kebangsaan Skotlandia tersebut secara serius.
Tingginya tensi pertandingan menyebabkan wasit mengobral kartu kuningnya. Annas Apriliandi memberikan empat kartu kuning kepada pemain Arema FC, dan 3 lainnya pemain BFC.