Neymar memainkan perannya dengan sangat baik ketika datang ke Prancis dan bergabung bersama klub Paris Saint-Germain. Bersama dengan Mbappe dan Cavani, ia membentuk trio menakutkan bagi para lawannya bukan hanya di Ligue 1 namun Eropa.
Sayangnya, kepergian pemain asal Brazil itu masih menimbulkan luka cukup mendalam bagi pihak Barcelona, terutama Wakil Presiden mereka yang bernama Jordi Mestre.
Menurutnya, inflasi harga sepakbola terjadi karena permainan “licik” Neymar ketika masih berseragam Barcelona. Tahun 2016 silam, sang mega bintang sudah menyetujui perpanjangan kontrak berdurasi 5 tahun namun ia malah pindah ke Prancis.
“Neymar berhasil menipu kami. Dia pergi ke klub lain padahal sudah mendapatkan kontrak baru dengan bonus sebesar 8,5 juta euro atau sekitar 151 miliar. Aku benci cara dia mempermainkan klub,” sahut Jordi Mestre seperti yang dilansir dari BBC.
“Jika Neymar datang baik-baik dan menginginkan pindah, mungkin kami akan baik saja. Anehnya, ia tidak berkata apapun dan memilih hengkang ke klub baru. Pemain berusia 25 tahun tersebut hanya berkata untuk mengikuti kata hatinya,” sambung Mestre dalam wawancara tersebut.
Keberanian PSG membayar mahal Neymar menjadi awal dari gilanya harga pemain sepakbola. Tak ayal, banyak klub yang kini mulai “berani” menaikan harga para pemainnya. Bahkan, diantara mereka ada yang memberikan harga penebusan mencapai ratusan juta euro.