Demi meningkatkan kualitas pelatih nasional, PSSI kembali menyelenggarakan program kursus sepanjang tahun 2018 yang digelar di beberapa kota di Indonesia. Program kursus pelatih yang disiapkan untuk tahun 2018, yakni satu kali untuk A Pro AFC, satu kali A AFC, dua kali B AFC, dan 30 kali C AFC.
Pada Februari ini PSSI menggelar empat kursus yakni dua kursus C AFC di Sawangan dan Bandung tanggal 5-17 Februari. Kemudian dilanjutkan dengan kursus B AFC tanggal 19 Februari hingga 10 Maret dan A AFC modul satu tanggal 19 Februari hingga 4 Maret yang semuanya bertempat di Sawangan, Depok.
Menariknya pada kursus lisensi C AFC kali ini terlihat ada pemain veteran milik Madura United, Cristian Gonzales, kiper legendaris Sriwijaya FC, Ferry Rotinsulu, hingga Muhammad Nasuha yang merupakan mantan pemain Persib Bandung, dan juga Taufiq Kasrun, Nasrul Koto, serta Berti Tutuarima.
"Tahun 2018 PSSI menggelar banyak kursus pelatih dibanding tahun 2017. Kami berharap semakin banyak jumlah pelatih dengan lisensi AFC. Ini menjadi hal yang positif terkait pengembangan sepakbola Indonesia," tutur Direktur Teknik PSSI, Danurwindo terkait agenda kursus kepelatihan tersebut.
"Kami juga akan mendatangkan pelatih asing untuk berbagi pengalaman dan ilmu kepelatihan. Pelatih Islandia, Heimir Hallgrimsson dan pelatih Luis Milla yang merupakan pelatih Timnas akan membantu kita memberi materi saat kursus atau workshop pelatih," sambung.
- Sumbang Gol Untuk MU, Debut Cristian Gonzales Tuai Pujian
- Sempat Digoda 6 Klub, Gonzales Mantap Pilih Madura United
- Tak Sekedar Laga Uji Coba, Pelatih Timnas Islandia Akan Berikan Kursus Kepelatihan
- Bek Persib Sarankan Rekan-rekannya Segera Daftar Kursus Kepelatihan
- Selesai Kursus Kepelatihan Lisensi C AFC Ini yang Dirasakan Supardi
Dalam kursus C AFC dan D Nasional kali ini, PSSI juga menerapkan mengenai filosofi sepakbola Indonesia (Filanesia) yang sebelumnya telah disosialisasikan. Danurwindo menilai Filanesia adalah sebuah filosofi dasar bagi pelatih nasional dalam menerapkan fondasi dan karakter sepakbola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim.
"Kami sudah mensosialiasasikan Filanesia sejak 9 November 2017 lalu. Kami harap para pelatih yang sudah mendapat materi Filanesia untuk mempelajari dan mempraktekkannya apalagi untuk pemain muda usia enam hingga 17 tahun," ujar Danurwindo.
"Filanesia memiliki panduan yang jelas. Sepanjang kursus yang saya lihat sebenarnya para pelatih di Indonesia sangat bagus dan berpotensi, namun ada juga kekurangan dari mereka seperti pengusaan bahasa Inggris," tutup pria berusia 66 tahun ini.