Sosok pelatih Indra Sjafri memang begitu erat kaitannya dengan pembinaan sepakbola usia dini di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Pelatih kelahiran Sumatera Barat itu punya sederet pengalaman bagus dalam pembinaan pemain muda.
Mungkin dari Timnas U-19 di era Evan Dimas, menjadi skuat terbaik yang pernah dibesutnya. Bagaimana ia membentuk tim dengan materi pemain muda yang belum dikenal sama sekali, sampai membawa Tim Merah Putih berjaya di Piala AFF U-19 tahun 2013 silam.
Indra Sjafri menyebut, kunci sukses pembinaan sepakbola usia dini ada pada metode kurikulumnya. Dengan menyesuaikan segala faktor yang berada di dalamnya, kurikulum yang tepat akan melahirkan sebuah tim maupun generasi pemain muda yang baik di masanya.
"Kita perlu merubah mindset lebih dulu. Merubah pola pikir menjadi lebih baik lagi," kata Indra Sjafri, menjawab pertanyaan salah satu awak jurnalis di acara Sarasehan Malang United, Selasa 6 Februari lalu.
"Coba saya tanya, lebih penting mana untuk pemain ketika menendang bola untuk mencetak gol. Apakah dia harus fokus pada bola atau gawangnya?," tanya dia setengah berteka-teki.
"Banyak pelatih dari Sabang sampai Merauke memiliki jawaban berbeda-beda, meski dua-duanya benar. Ini yang perlu disamakan mindset-nya," beber Indra Sjafri lagi.
Beranjak pada pertanyaan kedua, mantan Pelatih Bali United sejak 2015 sampai 2016 lalu itu pun menjawabnya dengan lugas. Berangkat dari kurikulum yang dipakai oleh sebagian besar Sekolah Sepak Bola di Tanah Air, Indra Sjafri menyoroti fokus para pelatih pada cara berlari para pemainnya.
"Kurikulum di Sekolah Sepak Bola selalu fokus pada hal-hal teknik seperti cara passing bola, control bola, heading dan sebagainya," urai pelatih berkumis lebat itu.
"Tapi coba perhatikan, apakah para pelatih fokus juga pada cara berlari pemainnya? Mungkin, pemain seperti Ilham Udin atau Evan Dimas bisa berlari lebih cepat lagi jika poin itu diperhatikan sejak awal," tambahnya.
Kendati demikian, Indra menilai kurikulum sepakbola usia dini saat ini sudah cukup baik. Hanya saja bagi dia, ada beberapa poin lagi yang mesti disesuaikan, untuk menyamakan visi dan misi yang berujung pada hasil pembinaan yang maksimal.