Menghadapi Sriwijaya FC dalam perebutan tempat ketiga di perhelatan Piala Presiden, mengingatkan kembali mantan Kapten PSMS era 1995-2001, Slamet Riyadi dalam laga yang bertajuk derby Andalas. Di masanya, menghadapi tim sesama Sumatera menebarkan aroma persaingan ketat dan panas untuk menentukan tim terbaik dari pulau Sumatera.
Tentu saja keinginan besar untuk menang akan menambah motivasi pemain di atas lapangan. Apalagi, PSMS punya riwayat kurang mengenakan setelah pernah dipecundangi 2-0 saat penyisihan grup A beberapa waktu lalu.
"Kekalahan kemarin akan menambah semangat pemain untuk bisa menang dan menjadi tim terbaik dari Sumatera," ujar pria yang kini menjadi pelatih tim Kwarta Junior, kala ditemui INDOSPORT, belum lama ini.
Slamet tak menampik materi pemain Sriwijaya yang memiliki kekuatan merata di semua lini. Namun, kejelian Djanur diyakininya akan mampu mengimbangi kekuatan lawan. Slamet pun berpesan kepada para penggawa PSMS untuk bisa mengontrol emosi. Menurut Slamet, kekurangan Legimin Rahardjo dkk khususnya di lini bertahan yang tak mampu menahan emosi sering dimanfaatkan lawan.
PSMS Medan vs PSM Makassar di Piala Presiden 2018."Lobo emosinya sering meluap-luap begitu juga Roni Fatahillah. Ini yang harus diredam, apalagi Roni, yang besar di klub ini (Kwarta) sering saya ingatkan untuk tidak mudah terbawa emosi. Padahal misi bermainnya cukup bagus. Dia punya kelebihan bola atas dan bawah," terang Slamet.
Di akhir, Slamet berharap PSMS bisa tetap fokus dan berjuang keras demi meraih tempat ketiga dan membawa nama harum Sumatera Utara dan Kota Medan khususnya.