Piala Presiden 2018 telah berakhir sekaligus menyajikan pengaturan sistem sepakbola yang transparan, akuntabel, serta fair play. Seluruh penikmat sepakbola seakan lupa akan permasalahan yang terjadi sebelum Piala Presiden 2018 bergulir di antaranya penunggakan gaji, pengaturan skor, dan permasalahan lainnya yang mewarnai kancah sepakbola nasional.
Sebut Peter Odemwingie, Baubacar Sanogo, dan Kristian Adelmund dengan kencang membongkar bobrok sepakbola Indonesia. Adelmund mengungkapkan jika sepakbola Indonesia penuh dengan korupsi, tak tanggung-tanggung ia pun membongkar berbagai kejadian kelam yang disebut-sebut dialaminya saat bermain di Tanah Air.
"Semuanya sempat berjalan baik dan para fans sangat menghargai saya. Namun tiba-tiba saya didepak tanpa belas kasihan. Dengan cara ini, pelatih bisa mengambil pemain baru dan memasukan keuntungan ke kantongnya sendiri," ujar mantan pemain Persela dan PSS Sleman tersebut.
"Meski keadaan semakin baik saat ini, korupsi tetap menadi masalah utama sepakbola Indonesia. Sebagai contoh, saya pernah melihat bos lawan membawa pistol ke ruang ganti wasit. Anda tak perlu heran dengan hal itu di Indonesia," sambungnya.
Namun semua keburukan sepakbola nasional yang diungkap para pemain asing tersebut seakan sirna dengan perhelatan Piala Presiden. Dimana semua elemen sepakbola Indonesia, dari pemain, pemilik klub, suporter hingga pedagang kaki lima, hingga asongan, mendapatkan berkah dan pelajaran berharga dari gelaran tahunan ini.
Meski berakhir, Piala Presiden tak benar-benar meninggalkan kita. Setidaknya ada warisan manis yang ditinggalkan untuk sepakbola Indonesia. Berikut INDOSPORT merangkum warisan yang ditinggalkan dari ajang turnamen bergengsi, Piala Presiden 2018.