Timnas Indonesia U-16 mendapat tambahan amunisi dalam skuat mereka. Kini skuat Garuda Asia didamping oleh psikolog.
Tim Nasional U-16 didampingi psikolog untuk membangun dan menjaga stabilitas mental pemain. Peran psikolog ini sudah dimulai pada pemusatan latihan tim yang berlangsung di Stadion Atang Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur.
Kehadiran psikolog ini melengkapi jajaran ofisial tim yang terdiri atas dokter dan fisioterapis. Diutarakan oleh pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini, timnya memerlukan peran psikolog agar mental bertanding mereka bisa tetap terjaga sepanjang pertandingan dan bahkan sepanjang turnamen.
"Sebagai pelatih, mungkin saya bisa memotivasi pemain. Akan tetapi, untuk membangun dan menjaga mental mereka, saya butuh bantuan dari psikolog," kata Fakhri.
Pada TC Timnas U-16 yang dimulai awal pekan ini psikolog tim, Laksmiari Saraswati atau kerap disapa Asti memberi materi mental ‘Resilien’.
Bagi yang tidak familiar dengan istilah itu, resiliensi adalah daya lenting mental seseorang dalam menghadapi tekanan, kemampuan seseorang bangkit dari keterpurukan, untuk menjadi lebih tinggi lagi dari sebelumnya.
Resiliensi merupakan proses dan transformasi yang hanya bisa terbukti setelah seseorang mengalami kegagalan dan merupakan skill yang dapat dilatih sejak dini.
"Resiliensi itu sendiri hanya terjadi bila ada dua faktor. Faktor pertama adalah faktor ‘resiko’, yaitu adanya tantangan kehidupan, beban hidup, kegagalan, keterpurukan, tekanan, termasuk kekalahan dalam pertandingan, dan sebagainya."
"Faktor kedua adalah faktor ‘proteksi’, yang merupakan hal-hal yang memperkuat seseorang dalam hidupnya seperti keyakinan diri, harapan, cita-cita, kasih sayang, dan persahabatan tulus," ucap Asti.
Asti memaparkan bahwa apa yang dia berikan kepada tim diadaptasi mengikuti dari nilai-nilai periodisasi, serta target yang sudah disusun oleh tim pelatih.
"Hal pertama yang saya lakukan adalah memfasilitasi tim agar dapat mengenali diri dan memahami diri sendiri. Dengan mengenali dan memahami diri, maka mereka bisa memahami dan mengenali orang lain. Hal ini secara tidak langsung menjadi sumber kekuatan diri kita sendiri. Ibaratnya, kita tahu persis amunisi yang kita miliki.”
- Spaso: Kemenangan Atas Timnas U-19 Tidak Penting
- Luis Milla Jelaskan Tujuan Laga Uji Coba Timnas U-23 vs U-19
- Hadapi Persija Barat, Timnas U-16 Menang 9-0
- Egy Maulana Jadi Korban Kemenangan Timnas U-23 atas U-19
- (GALERI FOTO) Egy Cedera, Timnas U-23 Kalahkan Timnas U-19
- Bukan Hanya Skill, Luis Milla Punya Syarat Khusus untuk Bisa Jadi Pemain Timnas Indonesia
“Di tim ini, jajaran pelatih dan ofisial memiliki peran signifikan dalam perkembangan para atlet remaja. Fakhri pelatih sekaligus berperan sebagai bapak yang selalu membimbing, mendidik dan melindungi pemain."
"Manajer, staf pelatih dan ofisial tim sebagai paman atau kakak yang berperan menjadi sahabat sekaligus pendamping. Sementara saya yang bisa berperan sebagai ibu bagi para pemain,” jelasnya.
Sekadar informasi, pada Sabtu (24/02/18), para pemain Timnas U-16 melakoni dua laga uji coba. Di uji coba pertama menghadapi Diklat Ragunan, mereka kalah 2-3. Namun, saat menghadapi Persija Barat U-17, Skuat Garuda Asia berhasil menang telak 9-0.