Qatar terancam tak akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan Inggris keluar sebagai kandidat terkuat menggantikan Qatar. Selain Negeri Ratu Elizabeth, Amerika Serikat disebut-sebut juga mengincar kesempatan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
The Sun melaporkan FIFA telah mendesak agar untuk membatalkan pelaksanaan turnamen bergengsi tersebut di Qatar. Qatar dituduh telah membeli suara saat voting pemulihan tuan rumah Piala Dunia 2022.
FIFA juga sempat mempublikasikan laporan mengenai penawaran untuk menjadi tuan rumah di Piala Dunia 2018 dan 2022.
Dalam laporan tersebut terungkap adanya pembayaran rahasia sebesar 1,5 juta poundsterling atau sebesar Rp28 juta kepada anak perempuan pesohor FIFA Ricardo Teixeira yang masih berusia 10 tahun. Bahkan tiga tokoh senior FIFA menghadiri pertemuan di Rio de Jeneiro dengan menggunakan jet milik Qatar.
Selain kasus suap, konflik politik di Tanah Air di Qatar juga menimbulkan kekhawatiran FIFA. Saluran TV lokal Dubai, Al Arabiya, bahkan baru-baru ini memberitakan laporan rahasia dari BBC yang telah memperingatkan perusahaan agar tidak membangun fasilitas untuk Piala Dunia di Qatar.
Negara ini juga mendapat kecaman karena perlakuannya yang tak profesional terhadap para pekerja yang membangun stadion untuk Piala Dunia. Dengan kondisi kerja yang tidak aman serta upah rendah menyebabkan banyak korban tewas sia-sia. Organisasi HAM setempat bahkan menyebutnya sebagai bentuk perbudakan modern.
Hal lain yang menjadi perdebatan adalah masalah cuaca di Qatar yang katanya akan mengalami musim panas terik pada saat menjadi tuan Piala Dunia nanti.
FIFA sendiri kabarnya belum mengambil langkah dan akan menunggu bulan Juni mendatang untuk memutuskan kepastian tuan rumah Piala Dunia 2022. Presiden FIFA, Gianni Infantino, ingin 211 negara anggota turut andil dalam keputusan tersebut.
Inggris bahkan kalah ketika dua kali berturut-turut menawarkan diri menjadi tuan rumah di Piala Dunia 2018 dan 2022, meski mengirim utusan terkenal seperti David Beckham dan Pangeran William.