Masa pramusim, seharusnya memang menjadi ajang untuk mencoba segala potensi yang dimiliki sebuah tim. Sedangkan untuk hasil akhir, sebenarnya bukan patokan mutlak untuk menilai progres tim.
Namun, hal sebaliknya kini terjadi di sepakbola Tanah Air. Beberapa klub terlihat menggebu-gebu dalam memburu target prestasi di pramusim, tanpa memikirkan jangka panjangnya sampai kompetisi nanti.
"Jujur, saya sedikit kurang nyaman dengan kondisi ini. Karena tujuan kita bergeser dari sekedar ingin membangun tim (selama mengikuti turnamen pramusim)," papar Joko Susilo.
"Tekanan dari semua pihak, membuat tim ini harus menang seperti laga final. Tapi karena tuntutan, kita harus menjalankannya," pelatih Arema FC itu melanjutkan.
Ketidaknyamanan ini tercipta lantaran predikat Arema FC sendiri yang lekat dengan tim spesialis turnamen pramusim. Dalam tiga tahun terakhir, sudah 6 trofi juara yang ada di lemari tim berlogo kepala singa itu.
Deretan gelar juara itu diraih pada turnamen Bali Island cup, Sunrise of Java Cup, Bhayangkara Cup, Trofeo Bhayangkara dan Piala Presiden tahun lalu. Maka tak heran, jika Aremania selalu menaruh ekspektasi tinggi setiap kali tim kesayangan mereka berlaga di event pramusim.
Joko Susilo pun tahu betul, bahwa perubahan orientasi itu bisa berdampak buruk secara jangka panjang pada tim asuhannya. Lantaran tensi di setiap laga selalu tinggi, sehingga menimbulkan cedera pemain sampai labilnya emosi.
"Yang saya takutkan memang itu. Sudah banyak pemain kita bertumbangan karena cedera," ungkapnya.
- Jika Bertemu Persebaya, Pelatih Arema FC Sampaikan Pesan Menggetarkan
- Pelatih Mitra Kukar Buka Suara Soal Biang Kekalahan Timnya atas Arema
- Arema FC ke Semifinal PGK 2018, Joko Susilo Buktikan Bukan Pelatih Bodoh
- Jumpa Arema di Semifinal PGK, Persebaya Rotasi Pemain
- Naik Kapal Laut, Bonek Berbondong-bondong Dukung Persebaya Lawan Arema FC
"Tapi mau bagaimana lagi, terpaksa kita jalankan. Oke, ini adalah sepakbola dan kita harus menjalaninya," pungkas Joko Susilo.